SUMBAWA, Samotamedia.com – Tercatat 44 kasus HIV/AIDS ditemukan di Kabupaten Sumbawa selama tahun 2022. Sehingga total mencapai 226 kasus terhitung sejak tahun 2010.
Hal demikian diungkapkan Kepala Bidang Pemberantasan, Pencegahan, Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa H. Sarip Hidayat, Jumat (27/1/2023).
Dia merincikan, tahun 2010 sampai 2018 tercatat 24 kasus. Tahun 2019 bertambah 21 kasus. Tahun 2020 14 kasus. Kemudian tahun 2021 sebanyak 47 kasus dan tahun 2022 ditemukan sebanyak 44 kasus.
“Jadi untuk Kabupaten Sumbawa penemuan kasus HIV pertama itu sejak tahun 2010. Nah kemudian sampai akhir tahun 2022 kemaren kita sudah ada kasus sebanyak 226 kasus,” kata H. Sarip.
Penderita didominasi oleh usia produktif, 20 sampai 50 tahun. Sementara penyebab utama penularan yakni hubungan seksual.
Dijelaskannya, ada tiga cara penularan HIV/AIDS. Selain melalui hubungan seksual, juga melalui darah dan Air Susu Ibu (ASI).
Penularan melalui darah kebanyakan disebabkan oleh penggunaan jarum suntik yang sama oleh orang berbeda. Sementara penularan melalui ASI terjadi pada ibu-ibu menyusui.
Karenanya, ibu-ibu yang hendak melahirkan di Sumbawa diminta untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS sejak dini. “Saat ini program kita sudah mulai berjalan. Jadi semua ibu hamil itu wajib dilakukan screening untuk HIVnya,” terangnya.
Dari 226 kasus, 103 diantaranya dinyatakan meninggal dunia dan 85 orang dalam perawatan di Rumah Sakit Manambai Abdulkadir (RSMA). Perawatan di RSMA telah berjalan sejak tahun 2019.
Pemda Sumbawa juga telah melatih 11 Puskesmas agar bisa melakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV/AIDS.
Puskesmas tersebut meliputi Puskesmas Alas Barat, Alas, Labuhan Badas, Empang, Plampang, Labangka, Maronge, Lopok, Lantung, Moyo Hulu dan Puskemas Lenangguar. (Cr-Rrb)