Samotamedia.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa melakukan rembuk aksi percepatan penurunan stunting. Kegiatan digelar di lantai III Kantor Bupati, Kamis (25/6/2020). Kegiatan dihadiri oleh sejumlah Kepala Dinas, Camat dan kepala desa.
Bupati Sumbawa, M Husni Djibril mengatakan bahwa stunting atau kekerdilan masih dialami oleh anak di tanah air, termasuk di Kabupaten Sumbawa.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) dan survei pemantauan status gizi Kementrian Kesehatan menunjukkan, sejak tahun 2013 sampai 2018 angka prevalensi stunting di Sumbawa masih tergolong tinggi.
Dari hasil Riskesdas tahun 2018 angka stunting di Sumbawa 31,53 persen dan pada 2019 mengalami penurunan menjadi 13,5 persen.
Berdasarkan data tersebut, maka percepatan penanganan stunting menjadi salah satu fokus di bidang kesehatan.
Di Sumbawa, kata Bupati, stunting harus menjadi perhatian khusus semua pihak, baik pemerintah daerah maupun pemerintah Desa.
Bupati menekankan kepada camat untuk berkoordinasi dengan kepala desa. Agar setiap desa mengalokasikan anggaran untuk penanganan penurunan stunting.
“Stunting ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak atau dua pihak tapi harus terintegrasi. Karena masyarakat stunting kan ada di Desa-desa, di Dusun-dusun. Sementara kita hanya bisa berkoordinasi, yang melaksanakan kegiatan itu yang dekat adalah desa,” ujar Husni.
”Makanya tadi itu saya sudah perintah kepada camat untuk selalu berkoordinasi dengan desadesa. Jadi dia harus kerja bareng untuk menyelesaikan masalah stunting,” tambahnya.
Pemerintah menargetkan, tahun ini angka stunting di Sumbawa turun hingga ke angka 10 persen. (cr-abi)