BIMA,Samotamedia.com – Perkumpulan Solidaritas Untuk Demokrasi (Solud) Bima mendatangi SDN 1 Ntonggu Kecamatan Palibelo, Kamis (12/11/2020). Guna memantau perkembangan sekolah dampingan.
Ada 10 sekolah dampingan, salah satunya SDN 1 Ntonggu. Dalam pelaksanaan program, Solud berkerjasama dengan Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan kemitraan Masyarakat Indonesia (Yappika) Action Aid, didukung European Union.
District Cordinator Program Pro – In Qlued, Abdul Haris, S.Pt mengatakan, kegiatan media visit ini merupakan salah satu cara untuk melihat secara real kondisi di tingkat satuan pendidikan dasar. Mulai dari tata kelola inftastruktur, promosi pendidikan inklusif, dan informasi mengenai Program Indonesia Pintar (PIP).
“SDN 1 Ntonggu adalah salah satu dari sepuluh sekolah yang kami dampingi,” kata Bung Heros sapaan akrabnya.
Kepala SDN 1 Ntonggu, Muhammad, S.Pd mengungkapkan bahwa sekolahnya kian berkembang. Sejak pendampingan dilakukan, nampak banyak perubahan.
”Masyarakat sudah mulai berminat memasukkan anaknya di SDN 1 Ntonggu. Sebelumnya kami krisis siswa, tapi sekarang setelah adanya pendampingan dari Solud jumlah siswa adalah 213 orang siswa,” ungkapnya.
Dikatakannya, untuk kelas V dan II masing – masing satu rombongan belajar (Rombel). Sedangkan yang kelas I, III, IV dan VI masing-masing dua Rombel. “Guru – guru juga semakin rajin dan sangat aktif,” terangnya.
Kemudian terkait dengan Program Indonesia Pintar (PIP), tahun 2019 terdapat 111 orang siswa mendapatkan bantuan dan sekarang telah diusulkan untuk tahun 2020 sebanyak 168 orang siswa. “Baru 58 orang yang sudah cair, semoga sisanya segera cair di tahun ini,” tuturnya.
Kepala SDN 1 Ntonggu dan jajarannya berharap agar pemerintah Kabupaten Bima melirik kondisi bangunan sekolah yang belum direnovasi sejak dibangunnya pada tahun 1993.
“Ada empat lokal bangunan yang kondisinya sangat parah, kalau terus dibiarkan akan mengancam nyawa banyak siswa,” tandasnya. (Dir)