Berkunjung ke Liang Bukal, Surganya Kelelawar di Sumbawa

Bagikan berita

SUMBAWA, Samotamedia.com – Desa Batu Tering adalah salah satu dari 12 desa di Kecamatan Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa, NTB. Di sana terdapat lokasi wisata berupa Gua-gua. Salah satunya disebut Liang Bukal.

Dalam bahasa Indonesia liang itu berarti gua dan bukal itu berarti kelelawar. Iya, gua itu menurut warga setempat dihuni oleh banyak Kelelawar-kelelawar.

Mendengar gua dihuni kelelawar barang kali itu sudah biasa. Tapi liang bukal bukanlah sekedar gua kelelawar. Tapi itu “surganya” kelelawar. Pemandangan dalam gua itu cukup menakjubkan.

Ketika anda memasukinya, di mulut gua anda akan disambut oleh bau khas tanah kelelawar. Tapi jangan sampai bau itu mengelabuhi anda. Sehingga mengurungkan niat untuk menikmati pesona di dalamnya.

Hal menarik lainnya dari liang bukal yakni pesona alam sekitar. Bagaimana tidak, di sekeliling gua terdapat lembah sungai mata air yang diapit oleh Tebing-tebing karang serta pepohonan yang rindang.

Menariknya lagi air sungai itu tidak pernah kering meski di musim kemarau. Airnya jernih, segar serta dapat diminum. ”Airnya tidak pernah kering. Ada mata airnya. Mau mandi juga bisa, airnya sangat segar,” ungkap Kepala Desa Batu Tering, Alwan Hidayat, Selasa (26/2/2020).

Untuk masuk ke areal sungai tidaklah sulit. Sebab pengelolah telah membuat jalur khusus dari rabat beton bagi para pengujung. Dengan begitu, pengunjung lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar sungai. Bagi anda yang juga hobi Selfi-selfi maka liang bukallah pilihannya.

Apabila anda ingin santai sejenak, di sekitar sungai juga dipasangkan brugak. Secara keseluruhan jumlah berugak di areal liang bukal mencapai 22 unit. Bahkan pemerintah desa bersama pihak pengelolah berencana untuk menambah jumlah unit brugak.

Bagi anda yang ingin berbulan madu, atau pun liburan bersama keluarga tak perlu khawatir. Karena pengelolah telah menyediakan rumah inap. Memang jumlahnya masih terbatas. Ada empat unit rumah inap dengan konstruksi rumah panggung.

Biaya penginapan berkisar dari Rp250 ribu hingga Rp300 ribu per malam. Untuk menunya, tergantung selera. ”Tergantung selera. Di sini ada restaurannya, kami siapkan sesuai pesanan,” kata pengelolah, Masusung.

Di samping itu terdapat juga fasilitas berupa taman, tempat bermain anak, aula berkafasitas 40 orang dan musallah.

Tidak jauh dari liang bukal, ada juga gua lain yang disebut Liang Petang. Disebut Liang Petang karena dalam gua sangat gelap. Sangat gelap, mengalahkan gelapnya malam.

Dalam gua sangat luas. Lebarnya sekitar 15 meter. Sementara panjangnya masih belum diketahui. Sejauh ini yang berhasil dijelajahi baru sekitar 50 meter.

Liang Petang adalah gua unik yang diselimuti banyak misteri. Gua ini lebih sering dikunjungi wisatawan karena keunikan dan keindahannya. Bentuk-bentuk stalagmit yang menempel di Langit-langit gua menambahkan kesan yang indah.

Tidak jauh dari mulut gua terdapat kolam dan Ruangan-rungan. Salah satunya adalah tempat khusus bertapa. Konon, menurut cerita rakyat Batu Tering, ulama terdahulu pernah tinggal di gua itu.

Menurut cerita, salah satu diantaranya (Ulama) meninggal dunia di tempat tersebut. Kemudian jasadnya dimakamkan tidak jauh dari liang petang. Makam itulah yang disebut makam Dea Syekh. ”Ada 4 pusat wisata di ini. Ada liang bukal, liang petang, makam Dea Syekh dan sarkofagus,” tambah Masusung.

Untuk menuju pusat wisata tersebut, hanya butuh waktu sekitar 30 menit dari pusat kota Sumbawa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Akses jalannya juga relatif bagus. Karena sudah diaspal. (red)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...