Biaya Tes Urine Mahal, Orang Tua Harus Berani Berkorban

Bagikan berita

Samotamedia.com – Penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Sumbawa kian parah. Barang tersebut bahkan telah menyasar kalangan pelajar semua jenjang. Mulai dari SD, SMP, SMA sederajad bahkan hingga perguruan tinggi.

Belum lama ini BNN Sumbawa mengungkap adanya siswa sekolah dasar yang jadi korban. Pelajar yang diketahui masih duduk di bangku kelas V dan VI SD itu tak hanya pandai mengkonsumsi. Melainkan juga punya ”geng” dan sudah pandai membuat alat isap sendiri.

Berbagai upaya dilakukan agar penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar tidak semakin parah. Dikbud Sumbawa baru-baru ini mengeluarkan SE yang ditujujukan kepada SMP se Kabupaten Sumbawa.

Isi dari SE nomor 1252/1223/Dikbud/2020 itu diantaranya, sekolah diminta untuk membentuk tim dan membuat rencana kerja siaga narkotika di tingkat satuan pendidikan. Kemudian menggecarkan sosialisasi bahaya narkoba. Setiap usai belajar dan upacara bendera, siswa juga diwajibkan berikrar untuk tidak menggunakan narkoba.

Bahkan di setiap memasuki tahun ajaran baru, setiap peserta didik harus membuat surat pernyataan bahwa mereka tidak akan menyalahgunakan narkotika.

Kenapa tidak diberlakukan tes urine atau melampirkan surat bebas narkoba sebagai salah satu syarat masuk sekolah?

Baca juga: Miris, Bocah SD Pun di Sumbawa Konsumsi Narkoba

Terkait hal ini Kadis Dikbud Sumbawa melalui Kepala Bidang Pembinaan SMP, Tati Haryati. S.psi belum lama ini menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima surat dari BNN agar diberlakukan tes urine bagi calon siswa baru.

Namun yang menjadi kendala adalah biaya tes urine yang relative mahal. ”Kalau biaya tes urine dan bebas narkoba sekitar 200 ribuan. Itu berat, terlebih di masa Covid-19,” ujar Tati.

Tak hanya masalah biaya, sempitnya waktu Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) juga jadi kendala. Waktu yang hanya empat hari menurutnya terlalu sempit untuk dilakukan tes urine kepada sekitar 8000 siswa. ”Jumlah murid baru sekitar 8000 ribuan anak. Berdasarkan data keluaran SD. Sementara PPDB hanya 4 hari,” terangnya.

Belum lagi masalah keterbatasan sumber daya di BNN. Minimnya personel BNN menurutnya tak memungkinkan tes urine bisa selesai dalam waktu singkat. Ditambah lagi dengan keberadaan siswa tak hanya terpusat di kota. Melainkan juga di pelosok desa. ”Bukan hanya waktu, tapi butuh biaya transportasi. Jadi tidak efektif,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala BNN Kabupaten Sumbawa, Ferry Priyanto mengungkapkan bahwa biaya tes urine berkisar dari angka 130 hingga 150 ribu per orang. Tak dipungkirinya bahwa jumlah tersebut relative mahal. Namun ini semua kembali kepada kesadaran orang tua. Dalam hal ini orang tua harus berani berkoban. ”Sebenarnya kembali ke orang tua masing-masing. Mau anak selamat (dari narkoba) atau masalah uang?” ujar Ferry.

Baca juga: Antisipasi Narkoba Masuk Sekolah, Dikbud Surati Kepala SMP Se-Kabupaten

Dia kembali mengingatkan bahwa Sumbawa saat ini dalam kondisi darurat narkoba. Bahkan anak SD pun terpapar. Kondisi ini harus mejadi perhatian semua pihak terutama orang tua. ”Apa salahnya orang tua keluar biaya untuk asetnya yang lebih berharga,” ujarnya lagi.

Dikatakannya, tes urine tak hanya bisa di BNN. Malainkan juga di rumah sakit dan di Puskesmas. ”Tes urine dan surat bebas narkoba bukan hanya menjadi kewenangan BNN. Tapi juga pihak rumah sakit, Dikes, dan puskesmas,” pungkasnya. (cr-abi)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...