SUMBAWA – Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Se-Kecamatan Moyo Hulu akan terus dimaksimalkan. Memang sejauh ini sebagian besar terbilang mati suri. BUMDes aktif hanya terdapat di sejumlah desa, termasuk di Desa Pernek.
Camat Moyo Hulu, Ulumuddin, SE mengungkapkan, minimnya BUMDes aktif di Moyo Hulu disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari macetnya sistem management pengelolaan BUMDes itu sendiri hingga minimnya kesadaran Kades akan pentingnya peran BUMDes sebagai wadah bisnis desa.
”(BUMDes aktif di Moyo Hulu) Secara umum di bawah normal. Saya sudah inventarisir terhadap peyertaan modal semua BUMDes 12 desa. Ada yang peyertaan modal besar tapi aktifitasnya (BUMDes) kurang dan PADesnya hanya 1, 2 juta,” bebernya.
Menurutnya peran BUMDes sangatlah penting untuk membangkitkan perekonimian desa. Berdasarkan Undang-undang 6 tahun 2014 tentang desa, BUMDes merupakan wadah bisnis desa.
Kepala desa dapat memfasilitasi baik dari aspek produksi produk lokal desa maupun pemasarannya melalui penyertaan modal ke BUMDes. ”Amanat UU 6 2014 tetang desa, BUMDes adalah wadah bisnis desa,” jelas Camat.
Ke depannya BUMDes harus menjadi perhatian semua desa di Moyo Hulu. Mengingat BUMDes menjadi salah satu indikator suatu desa terbilang maju dan mandiri.
Sementara bagi desa yang memiliki BUMDes aktif diharapkan untuk dapat memperlebar sayap bisnisnya. Jangan hanya terpaku pada simpan pinjam.
”Tapi sudah mulai bergerak. Karena Kades baru. Karena kita fokus juga untuk pengembangkan BUMDes. Karena ini salah satu indikator desa maju dan mandiri,” tandasnya.
Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FK2D) Kabupaten Sumbawa Musykil Hartsah menegaskan bahwa keberadaan BUMDes sangat penting. Disamping sebagai wadah bisnis desa, BUMDes juga menjadi ujung tombak keberlangsungan produk lokal desa.
Oleh karenanya, semua kepala desa tidak perlu takut melakukan penyertaan modal ke BUMDes. ”Saya pikir desa tidak ada alasan untuk tidak melakukan penyertaan modal kalau geliat BUMDes sudah mengarah ke sana (Melahirkan produk dan pemasaran),” katanya.
Ketua FK2D Kecamatan Moyo Hulu, Alwan Hidayat mengakui bahwa kondisi sementara BUMDes Moyo Hulu belum menggeliat. Terlebih saat ini masih dalam masa transisi kepemimpinan dari Kades lama ke yang baru.
Belum lagi persoalan pandemi Covid-19 yang mengharuskan penggunaan dana desa untuk penanganan covid. Kondisi ini berpengaruh terhadap penyertaan modal ke BUMDes selama masa pandemi.
Namun demikian Alwan berharap agar para Kades Se-Moyo Hulu dapat memaksimalkan peran BUMDes sebagai salah satu solusi pengingkatan ekonomi desa.
”Saya berharap agar sahabat kades bisa menangkap marwah BUMDes sebagai mesin penghasil uang di desa,” katanya.
”Sisi lain Kades sebagai pemilik saham sekaligus pembina bisa lebih membaca peluang dan lebih bisa mengontrol penyertaan modal bisa digunakan secara efektif, efisien dan berhasil guna,” imbuhnya. (red)