SUMBAWA, Samotamedia.com – Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Sumbawa Besar sedang berupaya mewujudkan zona integritas, Wilayah Bebas Korupsi (WBK).
Untuk mewujudkan hal itu, salah satu upaya yang dilakukan yakni menertibkan warga binaan dan mencegah alat komunikasi ilegal masuk Lapas.
Kepala Lembaga Permasyarakatan Kelas IIA Sumbawa Besar, M Fadli mengungkapkan, keberadaan handphone di Lapas dapat menimbulkan berbagai persoalan.
Menurutnya, handphone akan memudahkan warga binaan membangun komunikasi dengan pihak luar. Kondisi itu memudahkan barang terlarang seperti Narkoba masuk dan beredar di dalam Lapas.
”Adanya handphone ilegal dalam Lapas, akhirnya banyak juga pesanan narkotika masuk ke dalam. Adanya transaksi. Kalau ada handphone itu tidak bisa dibendung masuk Narkoba,” beber Fadli Senin (4/10/2021).
Karenanya, penertiban harus benar-benar dilakukan. Tak hanya Lapas harus bebas dari alat komunikasi ilegal, tapi juga Narkoba dan Pungutan Liar (Pungli).
”Kami kemarin sudah deklarasi. Bisa kita pastikan Lapas bebas dari adanya alat komunikasi ilegal, Pungli dan Narkotika,” katanya.
Sementara bagi warga binaan yang ingin berkomunikasi dengan keluarga, di Lapas telah disediakan Warung Telekomunikasi (Wartel) khusus. Wartel itu dapat digunakan secara bergiliran sesuai jadwal dan waktu yang telah ditentukan.
90 Persen Penghuni Lapas Tidak Bisa Mengaji
Lapas juga konsisten melakukan pembinaan mental dan kerohanian warga binaan. Sebab, 80 sampai 90 persen penghuni Lapas Kelas IIA Sumbawa Besar tidak bisa mengaji. Sehingga mereka dipaksa untuk bisa mengaji.
”Kenal huruf (Hijaiyah) pun tidak bisa. Maka kita wajibkan 4 bulan, di blok masa pengenalan lingkungan belajar mengaji. Kalau tidak bisa, belum bisa masuk ke blok besar. Kalau setahun tidak bisa setahun juga mereka tidak bisa ke blok besar,” terangnya.
Selain itu, warga binaan juga diwajibkan untuk melaksanakan sholat lima waktu. Sebab sholat, kata dia, selain menjadikan jiwa lebih tenang juga bisa meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh.
”Dan alhamdulillah ketenangan jiwa meningkat, tingkat kesehatan terjaga. Satu tahun terakhir nol masuk rumah sakit. Hanya ada satu kemarin, yang covid. Biasanya setiap minggu,” tandasnya. (Jho)