MATARAM – Data Pengurus Front Pembela Islam (FPI), tokoh afiliasi, simpatisan, dan kontra FPI dengan kop Direktorat Intelijen dan Keamanan (Dit Intelkam) Polda NTB beredar luas di media sosial.
Di dalamnya mencantumkan struktur tingkat wilayah dan cabang, tokoh, organisasi, dan ponpes afiliasi.
Tak hanya itu, data tersebut juga mencantumkan tokoh, organisasi, dan ponpes yang kontra dengan FPI.
Data tersebut sontak menjadi perbincangan hangat di media sosial dan grup-grup WA. Bahkan beredarnya data juga direspon beberapa tokoh yang namanya tercantum di dalamnya melalui beberapa media pemberitaan.
Terkait hal ini, Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol. Artanto, S.I.K., M.Si menegaskan bahwa data tersebut hoax. ”Itu bukan data yang diterbitkan oleh Dit Intelkam,” tegas Artanto melalui pres release, Rabu (30/12).
Diakui, beredarnya data tersebut dapat meresahkan dan mengganggu situasi pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas). Saat ini tim cyber crime Polda NTB sedang mendalami kasus tersebut.
”Jadi, itu hoaks. Sekali lagi, data yang beredar secara masif itu saya pastikan dan nyatakan sebagai data hoaks, bukan bersumber dari Dit Intelkam Polda NTB dan saat ini sedang didalami Tim Cyber Crime,” tegasnya.
Pamen Polri melati tiga itu kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat NTB untuk bijak bermedsos. Setuap informasi yang masih belum jelas kebenarannya agar difilter (menyaring).
”Karena terkadang apa yang kita share di medol itu berdampak tidak atau kurang baik, bahkan juga bisa mendatangkan petaka bagi orang lain,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Intelkam Polda NTB Kombes Pol. Drs. Susilo R. Irianto. Menurutnya ada banyak kejanggalan dalam data yang tersebar tersebut.
”Itu bukan dari Polda, sudah kita cek, tanda tangan tidak benar dan bentuk data, format data, apalagi isinya sepertinya asal, dan itu tidak bener dari Polda (hoaks),” pungkasnya. (red)