Di Bima Rabies Lebih Ngerih dari Corona

Bagikan berita

BIMA – Di Bima penyakit anjing gila, rabies justru lebih ngerih dari virus corona jenis baru atau Covid-19 itu. Sejauh ini sudah banyak kasus warga yang digigit anjing. Baru-baru ini, Indrawati gadis 20 tahun warga Rite Kecamatan Ambalawi jadi korban.

Kepada Samota Media, gadis yang berprofesi sebagai wiraswasta itu mengaku digigit pada pukul 21.00 WITA. Saat itu, dia duduk sendirian di depan rumah usai berbincang dengan orang tuanya. Tak lama berselang datang seekor anjing lalu menyerangnya.

Serangan pertama anjing itu nyaris nenerkam wajahnya. Namun dengan refleks Indrawati menangkisnya dengan tangan kiri. Wajahnya terselamatkan namun bagian lainnya terluka akibat gigitan anjing tersebut.

Indrawati mengeluhkan 6 bekas gigitan. Sebelah kakinya mati rasa dan sulit digerakkan.

Saat ini dia mengeluhkan 6 bekas gigitan. Kakinya mati rasa dan tidak bisa digerakkan. “Saya tidak bisa menggerakkan kaki saya sebelah, karena bekas gigitan anjing semalam,” keluhnya, Kamis (28/05/2020).

Bapak korban, Ismail menuturkan bahwa saat kejadian dia sedang makan dan kaget mendengar anaknya teriak. Melihat anaknya tergigit, dia langsung melarikannya ke Puskesmas Ambalawi dan selanjutnya dilarikan ke Puskesmas Ranggo Kota Bima pada pukul 23.00 WITA.

Ismail mengaku resah dengan banyaknya anjing yang berkeliaran. Pada hari sama, kata dia, 2 orang jadi korban. Sebelum anaknya, tetangganya juga yang bernama Alwi (60) tahun telah digigit anjing pada pukul 07.00 WITA dipinggir jalan raya. “Kami merasa resah dengan adanya anjing yang keliaran, pada hari sama ada 3 orang yang jadi korban,” ungkapnya.

Kepala Puskesmas Ambalawi, Siti Sarafiah, AMD. Keb, membenarkan adanya kejadian itu. Pihak Puskesmas menduga itu anjing gila karena gejala timbul pada korban mirip seperti gejala rabies. “Benar, kejadiannya tadi malam, kami sudah melaporkan ke UPT Peternakan Ambalawi,” kata Siti.

Ilustrasi

Sudah Ada Korban Meninggal Dunia

Maraknya kasus rabies, membuat Kapolsek Ambalawi, IPKA Ruslan angkat bicara. Dia menilai pemerintah kecamatan kurang responsif terhadap persoalan ini. Padahal sudah ada korban meninggal karena kasus tersebut.

“Harusnya pemerintah kecamatan respon dengan cepat soal ini, terutama KUPT Peternakan Ambalawi. Apalagi sudah ada korban meninggal karena kasus ini,” ujar Kapolsek, Kamis (28/05/2020).

Menurutnya, pemerintah tidak boleh terlambat menangani masalah anjing gila ini sebelum lebih banyak memakan korban.

Berdasarkan laporan masyarakat, lanjut dia, pada tanggal 3 Mei lalu, Siti Riah (46 Th) warga Dusun Tereluba Desa Tolowata digigit anjing di rumahnya dan korban diduga meninggal dunia akibat gigitan itu pada Selasa tanggal 26 Mei.

Kemudian pada hari Rabu 28 Mei di Dusun Nonu Desa Rite, 3 orang jadi korban, 2 orang telah digigit dan 1 orang nyaris diterkam. Oleh karenanya, Kapolsek meminta keseriusan pemerintah kecamatan untuk menangani persoalan ini.

“Kasus anjing rabies ini kan sudah meresahkan masyarakat, kami harap pemerintah serius menangani hal ini,” pungkasnya. (Cr-Dir)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...