MATARAM – Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah berharap agar kerisauan masyarakat jangan sampai tak terkendali karena Corona. Kondisi ini dikhawatir menyebabkan penyakit psikologis yang membuat kehilangan kewarasan.
”Jangan karena risau di daerah kami menyebabkan penyakit psikologis yang membuat mereka bisa kehilangan kewarasan juga nantinya,” kata Gubernur dalam program di sebuah televisi nasional, Kamis malam, 2 April 2020.
Gubernur mengungkapkan, jumlah kasus yang positif sejauh ini belum cukup banyak. Hanya enam orang yang dinyatakan positif.
Dalam penanganan saat ini, pihaknya memfokuskan pada dua persoalan. Di satu sisi, tetap waspada dan hati-hati, tapi juga tetap mengedukasi masyarakat untuk waspada dan tidak takut dan cemas berlebihan.
Dalam upaya ini, Gubernur menilai, komunikasi dengan pemerintah pusat cukup baik. ”Instruksi dan surat edaran dari mendagri saya kira sangat jelas. Sehingga kami dan Wakil Gubernur membagi tugas dengan sangat baik. Satu berusaha memfokuskan diri pada peningkatan kewaspadaan dan kehati-hatian, supaya virus corona ini tidak menyebar begitu cepat dan persoalan teknis kesehatan yang lain,” katanya.
Hal lain yang menjadi atensi adalah antisipasi dampak sosial ekonomi yang mungkin sekali diakibatkan oleh wabah virus corona ini. ”Dan sejauh ini memang kami betul-betul berusaha untuk mengendalikan perasaan masyarakat. Sosial media ini luar biasa jadi ekspektasi harus kami manage, betul-betul kami atur sehingga apapun tindakan harus kami pertimbangkan banyak hal,” ujarnya.
Gubernur memaklumi banyaknya opini dan pilihan kebijakan yang berkembang melalui media sosial. Terutama terkait pilihan lockdown atau karantina wilayah. Hal inifinilai wajar mengingat kebebasan opini yang berkembang di media sosial.
”Dengan sosial media sekarang, orang bisa berkomunikasi terbuka sekali. Jadi memang cemas, takut, sehingga, takut sekali virus itu menyebar masif di tempat kami sehingga keinginan untuk lockdown itu memang dimana-mana. Tapi, kan kita harus tetap jernih, walaupun kita akhirnya tetap sangat selektif mengawasi pelabuhan, mengawasi bandara kami,” terangnya.
Gubernur mengatakan masih adanya keterbatasan alat-alat kesehatan, alat pelindung diri dan lain sebagainya. Sehingga tidak mungkin menutup diri 100 persen. Namun orang yang tiba melalui bandara dan pelabuhan sudah sangat berkurang.
Di samping itu, adapula keinginan dari banyak orang tua di NTB. Agar bandara dan pelabuhan jangan ditutup. ”Karena anak-anak kami, pondok pesantrennya di Jawa sudah tutup. Oleh karena itu mereka ingin pulang ke sini. Kalau tutup bandaranya, sudah disana tidak ada tempat hunian, di sini tidak diterima, kasihan sekali,” ujar Gubernur menirukan aspirasi warganya.
Doktor Zul mengaku apresiatif atas dukungan pemerintah pusat dan Bupati/Walikota di Provinsi NTB dalam menangani wabah Covid-19. ”Alhamdulillah koordinasi dengan pemerintah pusat, terima kasih Pak Moeldoko, Pak Mendagri, terima kasih juga Pak Bupati dan Walikota yang begitu dedikasinya luar biasa, pada persoalan ini,” kata Gubernur. (red)
1 Comment
hadapi dengan ikhkas dan ikhtiar untuk kembali pada posisi normal untuk ntb dan Indonesia