LOMBOK BARAT, Samotamedia.com – Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah menekankan kepada kepala desa di NTB untuk jangan seperti katak dalam tempurung. Menyangka, desa dipimpinnya paling hebat. Padahal faktanya tertinggal jauh dengan desa lain.
”Kalau seperti katak dalam tempurung disangkanya hanya desanya dia saja yang paling hebat. Setelah melihat Makkah-Madinah baru dia tahu bahwa ketertinggalannya masih jauh,” ujar Gubernur Zul saat mengukuhkan Forum Komunikasi Kepala Desa (FK2D) Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, Minggu (4/7/2021).
Seorang kepala desa memiliki cakrawala dan wawasan berpikir yang luas dan maju. Selain itu, Kades juga harus punya mimpi dan tekat yang besar dalam membangun desa.
Dikatakan gubernur, Kades merupakan pemimpin-pemimpin yang diamanahkan dengan segala kelebihannya. Namun juga dilengkapi dengan kekurangannya. Salah satunya kurang pandai kerjasama. ”Kades dengan perangkat desa lainnya juga kerap terjadi masalah,” sindir Gubernur.
Untuk itu, orang nomor satu di NTB ini menekankan agar kepala desa banyak belajar tentang pentingnya kerjasama dan saling menghargai. Baik dengan sesama kepala desa, maupun dengan perangkat desa sebagai bawahannya.
Kerjasama bisa dilaksanakan dengan baik jika saling memahami, bahwa seluruhnya memiliki fungsi yang sama-sama penting. Jika satu saja tak berfungsi, kata dia, maka kesinambungan yang lain akan terganggu.
Kerjasama dalam sebuah organisasi dianalogikan dengan kerjasama pada organ tubuh manusia.
”Suatu saat organ tubuh melakukan pertemuan seperti forum ini. Dalam diskusi organ tubuh ini sampailah pada satu topik terkait siapa yang akan menjadi kepala atau pimpinannya. Masing-masing organ tubuh berdebat akan tugas dan fungsinya yang demikian penting,” kata Doktor.
”Jadi yang bisa dipetik dari perumpamaan atau cerita sederhana ini adalah, kerjasama itu tidak bisa terjadi jika semua merasa paling penting,” tandasnya. (Red)