SUMBAWA – Lembaga survei My Institute berkerjasama dengan Olat Maras Institut (OMI) merilis hasil survei terhadap elektabilias pasangan calon pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa 2020.
Survei dilakukan pada 19-26 November 2020 dengan jumlah 1200 responden dari jumlah populasi 337.145. Pengumpulan data menggunakan metode sampling dan tatap muka. Dengan margin of error atau tingkat kesalahan 2,6 persen.
Peneliti My Instutute, Yadi Satriadi mengungkapkan bahwa pengambilan sample dilakukan secara acak dan tersebar di 24 kecamatan.
Para responden ditanyakan calon yang akan dipilih jika pencoblosan dilakukan saat ini. Hasilnya, Pasangan Calon Nomor urut 4 Drs. H. Mahmud Abdullah dan Dewy Noviany, S.Pd.,M.Pd (Mo-Novi) tertinggi dengan perolehan 29,3 persen.
Disusul pasangan calon nomor urut 3, Ir. Talifuddin-Sudirman, S.IP (Talif-Sudir) dengan perolehan 20,5 persen.
Paslon nomor urut 1, H. M. Husni Djibril, B.Sc-Dr. H. Muhammad Ikhsan, M.Pd (Husni-Ikhsan) dan Nurdin Ranggabarani,SH.,MH-Burhanuddin Jaffar Salam,SH.,MH (Nursalam) sama-sama diangka 13,6 persen.
Sementara pasangan Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP – Ir. Mokhlis, M.Si (Jarot-Mokhlis) diangka 13,3 persen. Sedangkan responden yang tidak menjawab 9,7 persen.
Sehingga selisih antara Mo-Novi dengan Talif-Sudir 8,8 persen. Husni-Ikhsan dan Nursalam dengan Mo-Novi 15,7 persen. Jarot-Mokhlis dengan Husni-Iksan dan Nursalam selisih 0,3 persen.
Sementara Talif-Sudir dengan Jarot-Mokhlis selisih 7,2 persen. ”Ini di luar angka margin of error,” kata Yadi didampingi Ketua Pelaksana Survei, Miftahul Arzak dan peneliti dari OMI, Ramla Fatmah di Hotel Grand Sumbawa, Jumat (4/12/2020) sore.
Setelah dilakukan anlisis terhadap 9,7 persen responden yang belum memberikan pilihan, My Institute memprediksi terjadi perubahan angka.
Mo-Novi meraih 32,1 persen. Disusul Talif-Sudir 22,3 persen, Husni-Ikhsan dan Nursalam masing-masing 15,4 persen dan Jarot-Mokhlis 14,8 persen. ”Inilah prediksi hasil Pilkada Sumbawa, 9 Desember 2020. Ini di luar angka margin of error,” tambah Yadi.
Namun para peneliti belum bisa mengambil kesimpulan siapa yang unggul antara ketiga paslon. Yakni Husni-Ikhsan, Nursalam dan Jarot-Mokhlis. Karena hasil servei ketiga paslon masih berada dalam posisi margin of error.
Menurut para peneliti, keberhasilan Mo-Novi menempati puncak survei disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya basis paslon yang tersebar serta hadirnya sejumlah aktor nasional di belakang paslon berjargon Sumbawa Gemilang ini.
Sedangkan Talif-Sudir disebabkan karena lebih awal menproklamirkan diri sebagai calon. Di samping itu, isu petani dan sikap merakyat juga menjadi faktor paslon berjargon Sumbawa Bersinar itu menempati posisi kedua hasil servei.
Nursalam juga akhir-akhir ini dinilai menggeliat. Nursalam yang sebelumnya berada di posisi terendah, kian melesat. Bahkan kini bersaing ketat dengan Husni-Ikhsa. Ini sebebabkan oleh intensitas kampanye Nursalam yang semakin tinggi.
Menggeliatnya paslon dengan latarbelakang politisi juga sebut menjadi salah satu faktor tergerusnya pendukung Jarot-Mokhlis yang notabene bukan politisi. Beda halnya dengan Talif-Sudir yang basis dukungan telah mengakar lantaran lebih awal memproklamirkan diri. (red)