SUMBAWA – Bebijakan refocusing SMK menyebabkan sejumlah Kompetensi Keahlian (KK) di semua SMK di Sumbawa mengalami pergeseran. Seperti di SMKN 1 Lopok, 5 kompetensi keahlian ditutup dan digeser sekolah lain.
KK tersebut meliputi Desain Pemodelan dan Informasi Bisnis (DPIB). Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM).
Kemudian Neutika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) dan Teknik Kapal Penangkap Ikan (TKPI). ”Ada 5 yang digeser,” ungkap Kepala SMKN 1 Lopok, Jayadi, S.Pd., M.Pd, Rabu (9/6/2021).
Menurut Jayadi, kelima kompetensi keahlian tersebut diganti dengan sejumlah kompetensi keahlian yang baru. Yakni Teknik Jaringan Tenaga Listrik (TJTL). Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL).
Kemudian kompetensi keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik (TPTL). Teknik Energi Surya Hidro dan Angin (TESHA) dan kompetensi keahlian Geologi Pertambangan (GP).
Bagi pihak sekolah, refocusing adalah hambatan sekaligus tantangan. Satu sisi refocusing menjadi keharusan demi peningkatan mutu dan kualitas. Sisi lain, gergeseran sejumlah kompetensi keahlian menjadikan pengelolaan sekolah seakan dimulai lagi dari awal.
Diakui bahwa 5 kompetensi keahlian yang digeser adalah jurusan yang paling banyak didiminati setiap moment Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Sehingga target kuota 9 Rombongan belajar (Rombel) pun dengan mudah dipenuhi.
Tak dipungkiri, kebijakan refocusing jelas berimbas terhadap jumlah peserta didik baru. Pendaftar dipastikan berkurang karena sejumlah KK baru belum begitu familiar di tengah masyarakat sekitar. TITL misalnya. Sejauh ini jumlah pendaftar baru 3 orang.
”KK (kompetensi keahlian) yang baru ini belum di kenal betul di tengah masyarakat. TITL itu apa, bentuknya bagaimana? Awalnya saya yakin bisa terima 270an. Tapi sampai sekarang baru 135,” ujarnya.
Berbagai upaya sosialisasi telah dilakukan. Mulai dari sosialisasi melalui media sosial hingga melibatkan guru dan murod dalam menyebarkan brosur ke warga.
Tantangan lain yakni masalah sarana dan prasarana. Tak dipungkiri, pergeseran jurusan juga berimbas terhadap tenaga pendidik dan sarana prasarana.
Dijelaskannya, peralatan dan guru di sekolah sebelumnya juga harus ikut digeser. Pemindahan sarana maupun guru dilakukan bertahap. Sebab di sekolah lama masih terdapat siswa kelas XI dan XII jurusan terkait yang harus menyelesaikan pendidikannya sampai tamat.
”Alat yang dipakai kelas 1 itu yang akan dibawa dulu. Gurunya juga, tapi akan dipertimbangkan jarak tempat tinggal. Kita sedang mendata. Saya sebagai ketua MKKS juga diberi tugas untuk mendata guru,” tandasnya. (Red)