SUMBAWA – Visi dan misi pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa nomor urut 5, Jarot-Mokhlis menarik perhatian warga di Kecamatan Utan.
Salah satunya terkait program trobosan 100 hari Jarot-Mokhlis yakni terbentuknya satgas pengendalian benih, pupuk dan pestisida. Untuk menjamin pemerataan pupuk bersubsidi dan benih berkualitas kepada para petani di Sumbawa.
Wakil Ketua Tim Jarot-Mokhlis di Kecamatan Utan, Marta Dinata mengungkapkan bahwa program tersebut adalah bukti bahwa keduanya memahami betul persoalan serta kebutuhan petani di Sumbawa.
Menurutnya, kondisi pupuk di Sumbawa selain tidak merata juga langka. Hal ini terjadi nyaris setiap tahun. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pupuk tak sedikit petani yang rela harus menebusnya dengan harga yang relative mahal.
”Sebelum saya dukung Pak Jarot, saya melihat program pak Jarot. Saya pelajari dulu visi dan misinya. Saya tertarik dengan masalah keberpihakan pertanian. Kenapa? Karena saya sebagai petani melihat tidak diperhatikan,” ujar Marta yang diiyakan oleh Bendahara Tim, H. Nurdin, Kamis (26/11/2020).
”Masalah pupuk, di samping langka, juga mahal. Pak Jarot akan menjamin pemerataan pupuk. Ini yang buat saya tertarik,” imbuh mantan ketua tim kecamatan Husni-Mo pada Pilkada 2014 lalu ini.
Selain itu, program lain yang membuat masyarakat Utan kepincut dengan Jarot-Mokhlis yakni adanya rencana untuk menghadirkan pabrik jagung di Sumbawa. Hal ini dinilai sebagai solusi atas rendahnya harga jagung serta tingginya angka pengangguran.
Pilkada tinggal menghitung hari. Marta bersama tim lain akan terus melakukan konsolidasi. Hingga sejauh ini diklaim sudah 6 dari 9 desa di Kecamatan Utan telah dapat dikuasai Jarot-Mokhlis. Sementara di tiga desa lainnya akan terus digempur.
Meski di kandang Husni Djibril, tim menargetkan kemenangan Jarot-Mokhlis di angka 50 persen. Target tersebut dinilai realistis mengingat melemahnya kepercayaan masyarakat terhadap Husni di Pilkada Sumbawa 2020.
”Saya termasuk ketua tim Husni-Mo dulu. Tapi saya sekarang ke Jarot-Mokhlis. Kenapa saya tidak mendukung (Husni), harus melihat secara realitas, sudah tidak layak. Iba terhadap beliau. Terlalu ficik kalau memaksakan diri,” ujar Kades Stoe Brang periode 2007-2012 ini.
Tak hanya itu, program pemerintah di masa kepemimpinan Husni-Mo juga dinilai tak berpihak ke petani. Beringin Sila, kata Marta, tidak sepenuhnya karena Husni-Mo. Melain sudah terprogram sejak lama namun baru dieksekusi di masa kepemimpinan Husni-Mo. ”Bukan Husni Bupati pun Beringin Sila tetap ada,” ujarnya lagi.
Sementara itu, Karimuddin warga Dusun Penyorong, Desa Bajo berharap kepada Jarot-Mokhlis jika menang pada Pilkada 9 Desember agar dapat memperhatikan nasib petani dan nelayan di Bajo.
Menurutnya, nelayan Bajo pada umumnya jarang tersentuh bantuan pemerintah. ”Yang sangat dibutuhkan nelayan di sana adalah jaring dan mesin,” bebernya.
Tidak hanya itu, masyarakat Bajo juga mengeluhkan sulitnya akses air bersih. Untuk kebutuhan mandi, tak sedikit warga yang harus nebeng ke dusun tetangga.
Sementara kebutuhan air minum harus beli seharga Rp6000 per galon. ”Ada pam, tapi airnya keruh dan tidak lancar. Kalau mandi, kita kadang keluar (Dusun) dan air minum kita beli,” keluhnya.
Mokhlis Obot, warga Dusun Motong Tengah, Desa Motong mengaku tertarik dengan Jarot-Mokhlis karena latarbelakang calon bupati Jarot adalah pengusaha. Sehingga memungkinkan terbukanya lapangan kerja ketika ia ditakdirkan memimpin Sumbawa.
”Karena dia (Jarot) pengusaha. Akan tersedianya lapangan kerja. Akses modal usaha akan mudah,” ucapnya Mokhlis didampingi warga lainnya, Marten dan Husni warga Dusun Batu Rea Desa Stoe Brang Kecamatan Utan.
Untuk memuluskan langkah paslon berjargon Sumbawa Maju ini, Mokhlis dkk akan merangkul anak-anak muda maupun kaum tua untuk bersama-sama memenangkan Jarot-Mokhlis untuk Sumbawa maju. (red/adv)