SUMBAWA – Kongres XX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) digelar 17-20 Maret 2021 mendatang. Kegiatan rencana dibuka secara virtual oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Kongres PMII kali ini berbeda. Yakni menggunakan sistem zonasi. Meliputi zona Balikpapan sebagai pusat kegiatan. Zona Kota Samarinda, Kota Bekasi, Kota Batam, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
Sebanyak 16 kandidat yang akan bertarung memperebutkan posisi orang nomor satu di PMII itu. Salah satunya adalah putra asli Sumbawa-NTB, Joni Satriawan.
Bagi PMII Sumbawa, ini adalah sejarah. Sebab Joni Satriawan adalah kader PMII Sumbawa pertama yang sukses menjadi calon Ketua Umum PB di salah satu organisasi kemahasiswaan terbesar di Indonesia ini.
Profil Joni Satriawan
JS, pemuda kelahiran 7 Juni 1991 ini disapa. Ia merupakan bungsu dari 4 bersaudara. Buah cinta dari pasangan Ibrahim Abdullah dan Rukiyah, warga Kelurahan Brang Bara Kecamatan Sumbawa.
Ketiga saudaranya bernama Supratman, Jumadi Afriadi dan Jahidayati.
JS pertama kali mengenal dunia pendidikan di TK Al Muhajirin Sumbawa Tahun 1996 – 1997 silam. Selanjutnya menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 15 Sumbawa.
Usai menamatkan bangku SD tahun 2003, ia melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Sumbawa dan tamat pada Tahun 2006.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMK Mercury Sumbawa Besar dan tamat pada Tahun 2009.
Ketertarikannya pada ilmu sosial yang bersinggungan dengan pembangunan, politik, administrasi hingga kebijakan publik, mendorongnya untuk melanjutkan study di UNSA.
Di kampus biru itu, ia memilih jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Ia sukses meraih gelar Sarjana Administrasi Publik tahun 2014 lalu.
Tidak berhenti sampai di situ. Rasa hausnya akan ilmu mendorongnya melanjutkan study S2. JS pun meninggalkan kampung halaman dan merantau ke Ibu Kota Jakarta tahun 2017.
”Saya meraih gelar Magister Administrasi Publik dari Program Study Ilmu Administrasi Universitas Nasional Jakarta pada tahun 2019 lalu,” terangnya, Minggu (14/3/2021).
Sejak awal kuliah, ia dikenal sebagai aktivis mahasiswa. Dia memilih PMII sebagai wadah berproses.
”Bagi saya ilmu pengetahuan tidak hanya digali di dalam kelas kuliah saja. Tapi harus diburu di luar kelas. Salah satunya di organisasi mahasiswa seperti PMII,” katanya.
Selama aktif di PMII, JS pernah menjadi Ketua Kaderisasi Komisariat UNSA Masa Khidmat 2011 – 2012.
Sukses menjalakan tugas kaderisasi, JS diberikan amanah melalui Rapat Tahunan Komisariat (RTK) untuk menahkodai PMII UNSA sebagai Ketua Komisariat Masa Khidmat 2012 – 2013.
Pasca memimpin Komisariat, JS lagi-lagi diberi amanah untuk menjadi Ketua Umum PMII Cabang Sumbawa Masa Khidmat 2014 – 2015 melalui Konferensi Cabang (Konfercab).
Demisioner dari kepengurusan cabang, deklalator empat rayon PMII di Komisariat Unsa ini kembali diberi amanah untuk menjadi salah satu perwakilan PMII Bali-Nusa Tenggara di PB PMII yang berkantor di Jalan Salemba Tengah Jakarta Pusat. Di PB PMII, dia aktif di Biro Politik dan Kebijakan Publik.
JS adalah kader yang telah melalui seluruh jenjang kaderisasi dalam PMII. Dari Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba), Pelatihan Kader Dasar (PKD), Pelatihan Kader Lanjut (PKL), Pelatihan Kader Nasional (PKN) hingga Pelatihan Instruktur Nasional (PIN).
Dengan bekal yang dimilikinya selama aktif di PMII, kini JS tercatat sebagai salah satu kandidat Ketua Umum PB PMII Masa Khidmat 2021 – 2023 yang ikut berkonstestasi pada ajang Kongres XX PMII.
”Kongres tak lama lagi. Mohon doa para kader dan senior PMII Se-Indonesia, khususnya yang dari NTB,” pungkasnya. (Red)