SUMBAWA – Belajar tatap muka jenjang pendidikan dasar di Kabupaten Sumbawa yang rencana diberlakukan secara total mulai 2021 gagal diterapkan.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa kembali menerapkan Belajar Dari Rumah (BDR) mulai 5 Januari 2021 hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Hal ini ditegaskan dalam Surat Edaran (SE) Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa nomor 423.1/025/Dikbud/2021. Surat tertanggal 4 Januari 2021 itu ditujukan kepada Kepala SMP, SD hingga PUAD Se-Kabupaten Sumbawa.
Kemudian ditujukan kepada Korwil Pendidikan Se-Kabupatem Sumbawa dan Pengawas SMP, SD dan PAUD Se-Kabupaten Sumbawa.
Kadis Dikbud Kabupaten Sumbawa, H. Sahril, S.Pd dalam surat edaran tersebut menegaskan bahwa BDR kembali diberlakukan mulai 5 Januari 2021. BDR akan terus berlanjut hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Penerbitan SE tersebut menindaklanjuti Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud nomor 15 tahun 2020. Tentang pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran Covid-19.
Di samping itu, pemberlakuan BDR juga tidak lepas dari kasus Covid-19 di Kabupaten Sumbawa yang terus meningkat. Bahkan mulai menyasar anak usia sekolah.
”Berdasarkan data terbaru perkembangan pandemi Covid 19 di Kabupaten Sumbawa yang samakin meningkat dan tersebar disemua wilayah kecamatan se Kabupaten Sumbawa. Bahkan ditemukan adanya data usia anak sekolah yang terpapar,” kata Kadis dalam SE tersebut.
Oleh karenanya, belajar tatap muka yang sempat diberlakukan beberapa bulan terakhir dihentikan sementara. Guna menekan angka penularan dan perkembangan Covid di lingkungan sekolah.
”Terkait dengan hal tersebut untuk menjaga tertular dan berkembangnya Covid 19 di lingkungan sekolah, maka dengan ini proses pembelajaran tatap muka dihentikan sementara dan dialihkan ke pembelajaran BDR (Belajar Dari Rumah),” imbuhnya.
Dilansir dari laman resmi pemerintah daerah (covid19.sumbawakab.go.id), data terbaru Covid-19 Kabupaten Sumbawa hingga per 5 Januari 2021 melesat 751 kasus. Sembuh 483 atau 64 persen, meninggal 51 kasus atau 7 persen dan masih positif 217 orang atau 29 persen. (red)