Samotamedia.com – Kondisi bangunan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Nurul Haq Rite Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima memperihatinkan.
Sebagian dinding bangunan masih menggunakan bambu dan triplek. Bahkan kondisinya pun mulai tampak lapuk.
Tak hanya itu, rendahnya letak bangunan menyebabkan empat ruang kelas belajar menjadi langganan banjir ketika di musim penghujan. Belum lagi kondisi atap bangunan yang Kadang-kadang bocor.
Ketua Yayasan Ponpes Nurul Haq Rite, Kihajar, S.PdI, M.SI kepada Samota Media mengatakan bahwa Pengurus yayasan sudah mengajukan proposal ke pemerintah provinsi untuk rehab dan pembangunan ruangan kelas baru.
Namun realisasi terpaksa ditunda lantaran terbentur pandemi Covid-19. “Bahkan sudah tandatangan MoU, gara – gara Corona pencairannya ditunda,” katanya belum lama ini.
Baca juga: Persiapan Hadapi UTBK-SBMPTN, Admin dan Teknisi Dibintek
Menurutnya, ada tiga lokal bangunan dan mushallah sekolah menjadi prioritasnya. Gara-gara bencana non alam ini, rencana tersebut terancam gagal.
Di samping bangunan ruang kelas, ada juga rencana pihak madrasah untuk membangun asrama. Agar santrinya bisa mondok.
Pemondokan santri dinilainya sangat penting untuk menjamin anak tetap belajar. Mengingat tak sedikit masyarakat Ambalawi yang menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Sehingga pendidikan anak tidak terkontrol dengan baik.
Menurut ketua yayasan, anak – anak yang banyak terlibat dalam kasus kenakalan remaja adalah Anak-anak yang jauh dari pengawasan orang tua.
“Kalau orang tua jadi TKI, lebih tepat anaknya titip di Pondok Pesantren. Biar ada pengawasan pengasuh pondok, makanya saya segera upayakan bangunan asrama,” pungkasnya. (cr-Dir)