MATARAM – Masa pandemi Virus Corona jenis baru atau Covid-19 di NTB diperkirakan berakhir bulan Agustus mendatang. Jika tidak dilakukan penanganan apa pun, perkiraan jumlah warga yang terpapar bisa mencapai 5.800 orang.
Namun kabar baiknya, jika dilakukan percepatan penanganan maka masa pandemi bisa ditekan dalam jangka waktu dua bulan. Bahkan saat lebaran nanti, warga NTB bisa terbebas dari virus Corona jenis baru ini.
“Hal ini kalau kita tidak melakukan intervensi dengan baik dan cermat, maka puncaknya betul-betul ketemu di bulan Agustus. Namun jika kita bisa mencegah secara bersama-sama, maka kita akan bisa mempercepatnya, dua bulan misalnya atau pada saat lebaran nanti kita sudah bebas dari virus ini. Namun Kita harus bekerjasama menuntaskannya,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram) dr. Hamsu Kadriyan, M.Kes, Sp.THT melalui siaran pers Biro Humas Provinsi NTB, Rabu (22/4).
Menurut dr. Hamsu, adanya peningkatan kasus positif Covid-19 di NTB dinilainya positif. Karena salah satu hal yang bisa mempercepat penurunan kasus Covid-19 yaitu dengan mempercepat penemuan kasus. “Jika tim dapat menemukan kasus lebih awal maka derajat sakitnya bisa lebih rendah. Jika derajat sakit rendah maka sakit ringan yang menderita covid ini, tentunya penyembuhannya juga akan lebih cepat. Jika dia lebih cepat sembuh yang tadinya rata-ratanya dua mingguan dapat kita turunkan di bawah satu minggu, maka akan lebih cepat penurunan angkanya,” jelas dr.Hamsu.
Dikatakannya, jika warga tidak mengetahui kalau dirinya terinfeksi Covid-19 kemudian menularkannya ke orang lain yang tidak tahu, justru akan berdampak buruk bagi upaya memutus mata rantai penularan virus. ”Dengan kita mengetahui yang terkonfirmasi positif ini, maka kita punya peluang untuk melakukan treatmen yang lebih bagus,” terangnya.
Data-data orang yang berisiko atau rentan terkena Covid-19 ini sudah dimiliki oleh pemeritah daerah. Mulai dari jumlah ODP, PDP, OTG dan beberapa istilah lainnya. Pemda atau Tim Gugus Tugas sudah berhasil melacak orang-orang yang rentan ini dan sudah melakukan screening. Termasuk kepada warga yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Sulawesi Selatan ini.
“Kita sudah melakukan identifikasi dan sudah mendapatkan hasil sementara melalui screening tadi. Dari screening ini kita tahu jumlah orang yang reaktif. Dari yang reaktif ini akan dilanjutkan dengan swab yang merupakan metode standar,” lanjutnya.
Dengan demikian, kata dr.Hamsu, masyarakat diharapkan tidak terlalu panik dengan angka-angka positif yang cenderung meningkat ini. Karena sesungguhnya ini berarti Pemda telah mampu mengungkap kasus ini lebih dalam.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTB Najamuddin Amy S.Sos, MM mengatakan, pihak Pemprov NTB sejak awal sudah melakukan sejumlah langkah pencegahan penyebaran virus ini serta melakukan penanggulangan dampak sosial akibat pandemi ini.
“Salah satunya yaitu pemerintah membentuk Corona Crisis Center Provinsi NTB , dengan mengupdate jumlah warga yang diduga terinfeksi melalui laman resmi Satgas Pemerintah Provinsi NTB Penanganan Covid-19 http://corona.ntbprov.go.id/ dan menyediakan layanan Hotcall Covid-19 di 081802118119,” terangnya.
Pemerintah Provinsi NTB menyediakan empat Rumah Sakit Rujukan Utama bagi penanganan Covid-19 yaitu RSUD Provinsi, RS Selong Lotim, RS Manambai Sumbawa dan RS Bima serta 17 Rumah Sakit Rujukan Kedua di seluruh kab/kota se-NTB, dengan jumlah tempat tidur ruangan isolasi di seluruh NTB sebanyak 68 pada pertengahan April kemarin.
Jumlah jumlah ini akan terus ditambah sampai mencapai 235 tempat tidur di isolasi dan yang sedang dalam persiapan sejumlah 380 tempat tidur dengan RS Unram, Asrama Haji, hingga Wisma Tambora. (red)