SUMBAWA, Samotamedia.com – Setelah Karang Bage dan Uma Sima, reses Anggota DPRD Sumbawa dari Fraksi Hanura Muhammad Yamin SE., M.Si berlanjut ke Labuhan Ijuk, Kecamatan Moyo Hilir, Kamis (25/8/2022).
Di sana, warga mengakui perhatian Yamin sangat besar. ”Sudah beberapa kali reses dan sudah banyak bantuan yang diberikan untuk peningkatan kesejahteraan warga di sini. Kami pun tetap memperjuangkan dan memenangkan beliau,” kata salah satu tokoh masyarakat, Heri Purnomo.
Bukan hanya bantuan sarana prasarana bagi nelayan, Yamin juga memberikan beberapa program lainnya. Baik yang melalui dana aspirasinya maupun hasil mediasi dengan leading sektor terkait.
Labuhan Ijuk masih banyak membutuhkan perhatian. Karenanya, Heri berharap Yamin selaku wakil mereka di DPRD dapat selalu bersama mereka.
Sementara warga lainnya meminta politisi Hanura ini bisa mengawasi proyek jalan Ngeru-Ijuk yang akan dikerjakan dalam waktu dekat ini agar hasilnya berkualitas dan dimanfaatkan dalam jangka panjang.
Selain itu, masalah talud di Labu Ijuk juga perlu dituntaskan karena hanya tersisa beberapa meter. Warga juga mengeluh harga jagung yang anjlok, di satu sisi harga pupuk selangit.
Anggota DPRD Sumbawa, Muhammad Yamin SE., M.Si mengapresiasi konsistensinya masyarakat Labuhan Ijuk dalam mendukungnya selama ini. Para pemilihnya di desa itu adalah orang-orang yang jujur dan ikhlas.
Bantuan yang diberikan juga tidak sepenuhnya, melainkan bersifat stimulan guna memotivasi warga bekerja dan berusaha.
Kemudian untuk talud, ungkap Yamin Abe, pertamakali dibangun pada masa Bupati Drs. H. Jamaluddin Malik dan Kadis PU H. Asaad Abdullah. Talud ini merupakan bagian dari usulan fraksinya di DPRD.
Yamin juga mengaku program pertanian pertama di Labuan Ijuk atas usulannya sehingga ada cetak sawah baru. Untuk itu sebagian warga Labu Ijuk beralih menjadi petani.
Terkait dengan keluhan anjloknya harga jagung dan mahalnya pupuk akibat berkurangnya alokasi jatah dari pusat, menurut Yamin, itu terjadi secara nasional. Salah satu penyebab pupuk langka, adalah munculnya lahan baru.
Sementara pupuk yang dialokasikan pusat berdasarkan data RDKK dari daerah. Sementara yang menanam jagung sebagian tidak terdata di RDKK.
”Banyak lahan baru digarap masyarakat, bahkan yang tidak memenuhi syarat seperti di tebing atau lereng yang curam, dijadikan lahan menanam jagung. Ini yang tidak masuk RDKK,” kata Yamin Abe.
Meski demikian pemerintahan Mo-Novi telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan itu dengan mendatangi pemerintah pusat agar ada tambahan pupuk.
Sedangkan untuk harga jagung, Yamin mengaku mendapat informasi bahwa Gubernur NTB segera mendatangkan investor untuk membangun pabrik pengolahan jagung sehingga harga pupuk tetap stabil dan ada nilai tambah bagi masyarakat.
”Kalau ada pabrik pengolahan, harga pasti stabil, dan lapangan pekerjaan terbuka sehingga ada serapan tenaga kerja,” bebernya. (Red)