Minat Baca Anak Menurun, Pengawasan Orang Tua Melemah

Bagikan berita

BIMA – Lembaga Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara Barat (LPW – NTB) kegiatan literasi dongeng anak dalam rangka memperingati hari buku nasional. Kegiatan digelar di Desa Rite Kecamatan Ambalawi, Senin (17/5/2021).

Dalam kegiatan tersebut, LPW – NTB menggandeng Komunitas Perlindungan Anak desa (KPAD) dan Komunitas Literasi Desa (KLD) Rite.

Kegiatan dilaksanakan di Lapangan Oi Ncinggi dengan melibatkan sejumlah anak – anak dan dihadiri langsung oleh tokoh sastrawan Bima, Ruslan Muhammad, S.Sos atau akrab disapa Alan Malingi.

Direktur LPW – NTB, Taufan, SH, MH dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan literasi dongeng anak ini adalah dalam rangka memperingati hari buku nasional.

“Melalui kegiatan ini, kita ingin mendorong semangat anak – anak di Desa Rite untuk membaca buku. Sebab minat anak – anak membaca buku telah menurun semenjak adanya HP Android,” ungkapnya.

Tak hanya itu, menurut Taufan pengawalan orang tua terhadap proses belajar anak – anak juga sudah sangat minim. “Justru anak – anak difasilitasi dengan HP dan membiarkan untuk main game online sehingga lupa belajar membaca, menulis dan menghitung,” ujarnya.

Ketua Komunitas Perlindungan Anak Desa (KPAD) Rite, Ilham, S.Pd mengakui bahwa minat baca anak saat ini mulai menurun. Mereka lebih senang menonton tayangan televisi dan HP yang kecenderungannya tak mendidik.

”Anak – anak sekarang dinina boboin oleh TV dan HP. Sehingga perilakunya cenderung mengikuti apa yang mereka tonton,” katanya.

Kalau ini terus dibiarkan, kata dia, maka generasi selanjutnya krisis moral dan akhlak. “Apalagi pandemi Covid – 19 yang telah mengacaukan pembelajaran di sekolah,” tandas guru Bimbingan dan Konseling (BK) itu.

Sementara itu, Sastrawan Bima, Ruslan Muhammad, S.Sos apresiatif akan antusiasme anak – anak dalam mengikuti kegiatan tersebut.

“Sepertinya anak – anak di Desa Rite ini sangat rindu dengan pembelajaran yang inovatif seperti ini,” ucap Alan Malingi dalam pengantar singkat sebelum mendongeng.

Di samping itu, Alan Malingi memperkenalkan jenis dongeng (Mpama) yang lazim digunakan oleh masyarakat Mbojo Bima, yakni Mpama Pehe dan Mpama Kade’e.

”Mpama Pehe adalah sebuah dongeng dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh audiens atau pendengar, sedangkan Mpama Kade’e adalah cerita dongeng yang dianjurkan untuk mendengar. Mpama Pehe identik dengan hiburan, sedangkan Mpama Kade’e identik dengan penyampaian pesan moral,” terangnya.

Pengarang puluhan buku tentang budaya dan sejarah Bima Mbojo Bima itu menyampaikan harapan agar pemerintah Desa Rite memberikan perhatian khusus untuk kepada anak – anak.

“Bisa dibangunkan perpustakaan Desa, dan beli buku – buku tentang sejarah dan budaya Mbojo Bima untuk kegiatan literasi anak – anak,”ujar Alan usai memberikan dua cerita dongeng kepada anak – anak.

Alan Malingi berharap kepada LPW – NTB, KPAD dan KLD Rite agar ke depannya bisa mengadakan kemah literasi dan budaya. ”Saya siap bekerja sama dengan teman – teman melalui komunitas saya,” tandasnya. (Dir)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...