Miris, Puluhan Tahun Baturotok Sumbawa tanpa Listrik PLN

Bagikan berita

SUMBAWA,Samotamedia.com – Krisis listrik masih menjadi masalah terbesar disejumlah desa di Sumbawa. Salah satunya Desa Baturotok Kecamatan Batulante.

Desa dengan jumlah penduduk 1.300 Kepala Keluarga (KK) ini belum bisa menikmati listrik PLN sampai saat ini.

Untuk mendapatkan penerangan, masyarakat setempat memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

”Listrik (PLN) belum ada, selama ini menggunakan PLTMH dan PLTA,” ungkap Kepala Desa Batu Rotok, Edi Wijaya Kusumah kepada samotamedia.com di Kantor DPMD Sumbawa, Jumat (28/8/2020).

Dalam pemanfaatan PLTMH maupun PLTA, masyarakat dibentuk kelompok-kelompok kecil dengan jumlahnya bervariasi.

”PLTMH ada 53 KK. Sisanya PLTA semua. Masing-masing kelompok ada yang 10, 20, 30 sampai 40 orang. Variatif,” terangnya.

Keberadaan PLTMH maupun PLTA telah berjalan puluhan tahun lamanya. Karena daya terbatas, pemanfaatannya tidak bisa full 24 jam. Peruntukannya pun hanya sebatas penerangan.

Perihatin dengan kondisi warga, Kades Edi terus berupaya membangun komunikasi dengan pihak PLN setempat.

”Tanggal 23 Juli saya ke PLN bertemu dan bawa surat, sekaligus saya peresentasikan ke PLN kondisi di sana,” tuturnya.

Kepala Desa Baturotok, Edi Wijaya Kusumah (Tengah) bersama pihak PT PLN Sumbawa

Dari hasil komunikasi pihaknya, PLN siap membantu. Namun keputusan final di PLN Wilayah NTB. Sehingga dibutuhkan peran aktif pemerintah daerah dalam mengkomunikasikan hal tersebut.

”Saya berani masuk ke PLN, karena informasinya daya PLN kelebihan. Menurut PLN, ada program listrik masuk desa. Tapi kebijakan dan kewenangan di provinsi, lewat komunikasi Pemda,” ucap Edi.

Memang tak dipungkiri, untuk memasukkan jaringan listrik ke Baturotok tidaklah mudah. Di samping letak gerografis yang jauh dari pusat kota, kondisi infrastruktur jalan ke wilayah tersebut juga sulit. Terjal, berbatu dan tanpa aspal.

Namun kabar baiknya, baru-baru ini jaringan listrik telah masuk ke wilayah kecamatan tetangga yakni Kecamatan Orong Telu. Sementara jarak pusat pemerintahan Orong Telu dengan Batu Rotok sekitar 11 kilometer.

Jika masalah jalan menjadi kendala, lanjut Edi, ia siap mengerahkan masyarakatnya. Untuk membantu melakukan perbaikan jalan di sejumlah titik yang dinilai sulit untuk dilewati truk pengangkut matrial.

”Dari Pelita (Pusat pemerintahan Kecamatan Orong Telu) ke Baturotok hanya 11 kilo. Kita siap kerahkan semua masyarakat untuk bantu kalau ada jalur yang sulit dilewati, yang penting listrik bisa masuk,” pungkasnya. (red)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...