SUMBAWA – Proses penghitungan suara Pilkada Sumbawa 2020 kini memasuki proses penghitungan di tingkat kecamatan atau PPK.
Namun berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, Paslon nomor urut 4, Drs. H. Mahmud Abdullah dan Dewy Noviany, M.Pd (Mo-Novi) dengan pasangan nomor urut 5, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P dan Ir. Mokhlis, M.Si (Jarot-Mokhlis) bersaing ketat.
Data dari lembaga survei MY Institute, Mo-Novi unggul tipis atas Jarot-Mokhlis. Mo-Novi meraih suara 25,27 persen. Sementara Jarot-Mokhlis, 24,89 persen. Hanya selisih 0,38 persen.
Sementara paslon nomor urut 3 Talif- Sudir meraih 17,32 persen. Disusul oleh pasangan nomor urut 2 Nursalam 16,48 persen dan pada posisi terakhir adalah pasangan nomor urut 1, Husni-Ikhsan sebesar 16,04 persen.
Data tersebut berdasarkan pengamatan 150 TPS dari total 1.010 TPS, dengan margin of error 2,5 persen.
Di lembaga survei Olat Maras Institute (OMI), Mo-Novi meraih 25,16 persen, Jarot-Mokhlis 24,43 persen. Selisih 0,73 persen.
Sementara Talif-Sudir 18,68 persen, Husni-Ikhsan 16,58 persen dan Nursalam 15,21 persen. Dari sampel 200 TPS dari 1.010 total TPS.
Sementara di lembaga survei Puspoll Indonesia justru berbeda. Hasil hitung cepat Puspoll, Jarot-Mokhlis justru unggul dari Mo-Novi. Jarot-Mokhlis meraih 25,17 persen suara, Mo-Novi meraih 24, 19 persen suara. Selisih 0,98 persen.
Disusul Talif-Sudir 19,48 persen, Husni Ikhsan 16,25 persen dan Nursalam 14,91 persen. Jumlah sampel 200 TPS dari total 1.010 TPS.
Berdasarkan hasil ketiga lembaga survei, belum bisa disimpulkan paslon pemenang. Mo-Novi dan Jarot-Mokhlis sama-sama berpeluang. Karena selisih perolehan suara keduanya masih dalam posisi margin of error (Tingkat kasalahan).
”Membaca selisih itu, dalam survei maupun qiuck count, kalau di bawah satu persen itu (Selisih) bukan tidak bisa dipertanggung jawabkan. Tetapi, memang bisa jadi di lapangan posisinya Jarot-Mokhlis di atas Mo-Novi di bawah. Atau Mo-Novi di atas, Jarot-Mokhlis di bawah. Itu kalau dalam ilmu riset memang iya seperti itu,” ungkap Ketua Pelaksana Survei MY Institute, Miftahul Arzak, Kamis (10/12/2020).
Meski demikian, lanjut Miftah, bukan berarti dari keduanya tidak ada yang unggul. ”Tidak bisa dibilang sama-sama unggul. Tapi bersaing ketat. Yang unggul hanya satu. Tapi kita tunggu hasil KPU. Kita hargai KPU,” imbuhnya.
Sedangkan berdasarkan data sementara yang dihimpun Samota Media dari Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik (Sirekap) KPU Kamis, 10 Desember 2020 pukul 11.30 wita, Mo-Novi masih unggul tipis atas Jarot-Mokhlis. Mo-Novi meraih 25, 5 persen suara, Jarot-Mokhlis 24,8 persen suara. Selisih 0,7 persen.
Disusul Talif-Sudir 19,5 persen. Husni Ikhsan, 15,9 persen dan Nursalam 14,4 persen. Data tersebut berdasarkan rekap sementara 299 TPS dari total 1.010 TPS.
Untuk diketahui, Serekap merupakan Sistem Informasi Rekapitulasi Elektronik yang dirancang KPU untuk merekapitulasi hasil pemungutan suara pada Pilkada 2020.
Namun berdasarkan hasil rapat Komisi II DPR RI bersama KPU, Bawaslu, dan Kementerian Dalam Negeri pada Kamis (12/11/2020), memutuskan bahwa Sirekap hanya akan diuji coba dan menjadi alat bantu penghitungan dan rekapitulasi suara pada Pilkada 2020.
Hasil resmi penghitungan dan rekapitulasi suara pada Pilkada 2020 tetap didasarkan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan dan rekapitulasi manual.
Sebelumnya, Calon Bupati Sumbawa nomor urut 5, Ir. H. Syarafuddin Jarot MP menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh tim pemenangan, relawan, simpatisan dan masyarakat Sumbawa yang telah memberikan kepercayaan dengan memilih Jarot Mokhlis pada Pilkada, 9 Desember 2020.
Diakui berdasarkan hasil quick count, pasangan Jarot Mokhlis unggul. Namun data tersebut masih belum final dan resmi. Pihaknya tetap menghargai proses yang sudah berjalan dan menunggu hasil resmi dari KPU Sumbawa berdasarkan penghitungan C1.
Oleh karenanya, ia menghimbau seluruh jajaran tim dan para simpatisan untuk tetap tenang dan sabar menunggu hasil resmi KPU.
”Saya harap seluruh pendukung tetap bersabar dan sama-sama berdoa dan menjaga proses perhitungan suara dengan cermat, jeli, teliti, dan ketat. Tidak kalah pentingnya kita bersama menjaga ketertiban, protokol kesehatan dalam kondisi pandemi ini serta marwah demokrasi,” pintahnya. (red)