Nilai Kerik Salamat Dalam Menghadapi New Normal Pasca Covid-19

Bagikan berita

Sudah lebih dari 3 bulan Indonesia fokus dalam menangani pandemi covid-19. Dampak yang ditimbulkan dari pandemi ini sangat terasa diberbagai sektor. Dalam sektor kesehatan misalnya tercatat sampai saat ini bulan juni 2020 yang terpapar virus mencapai 33.076 orang yang terkonfirmasi positif covid-19 dengan angka kematian mencapai 1.923 orang. Dari sisi ekonomi juga terasa sehingga menyebabkan tingkat pengangguran sangat tinggi. Belum lagi menyinggung kehidupan sosial, dimana saat ini telah digaungkan mengenai bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah dari rumah.

Dua bulan pasca penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pemerintah Indonesia kini bersiap untuk memutar kembali roda ekonomi yang lesu sebagai dampak dari penerapan PSBB. Gelagat pemerintah Indonesia untuk kembali memutar roda ekonomi terlihat petama kali saat Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia harus hidup berdamai dengan covid-19 sampai ditemukannya vaksin yang efektif. Pernyataan tersebut diartikan dengan istilah akhir-akhir ini sering menjadi pembicaraan banyak orang yakni new normal atau kenormalan baru.

Dalam meghadapi kondisi dunia yang kacau balau akibat dari wabah virus covid-19 ini banyak pertimpangan yang terjadi mulai dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah sampai dengan adanya konflik yang terjadi dalam masyarakat sehingga melalui nilai-nilai kerik salamat terdapat solusi dalam menghadapi new normal pasca covid-19.

Kerik salamat sebagai limpahan anugerah dan keselamatan bagi masyarakat dan alam, istilah kerik salamat merupakan gabungan dari dua istilah yang tiap istilah mempunyai pengertian tersendiri, yaitu paduan dari istilah limpahan anugrah (kerik) dan istilah keselamatan (salamat) yang mencakup dalam konsep anugrah bisa bermacam-macam. Anugerah (kerik) disini bukan hanya materi tetapi hak-hak yang inmateri juga termasuk didalamnya karena hak masyarakat memandang kebahagian tidak hanya datang dari materi tetapi ketenangan jiwa juga bagian terbesar dari anugerah Tuhan. Kerik salamat merupakan norma dan nilai yang mempunyai daya berlaku efektif dan tidak begitu banyak memerlukan pengerakan institusional untuk melaksanakannya. Kenyataan yang hidup dalam masyarakat sebagai dasar sosiologi, termasuk pula kecendrungan dan harapan masyarakat. Tanpa memasukkan faktor-faktor kecendrungan dan harapan maka peraturan perundang-undangan hanya merekam seketika, keadaan seperti ini akan menyebabkan kelumpuhan peranan norma dan hukum. Hukum akan tertinggal dari dinamika masyarakat bahkan peraturan perundang-undangan akan menjadi koservatif karena seolah-olah pengukuhan kenyataan yang ada. Hal ini bertentangan dengan sisi lain dari peraturan perundang-undangan yang diharapkan mengarahkan perkembangan masyarakat.

New normal atau era baru merupakan perubahan prilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan covid-19. Prinsip utama dari new normal ini adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup, secara sosial kita akan mengalami sesuatu bentuk new normal atau harus beradaptasi dengan beraktivitas, bekerja dan tentunya harus mengurangi kontak fisik dengan orang lain serta menghindari kerumunan.

Baca juga:  Laut Hidup Kita

Nilai kerik salamat dalam menghadapi new normal pasca covid-19, masyarakatdiharapkan mampu hidup secara brdamai dalam menghadapi new normal pasca covid-19 ini, akan tetapi tentunya terdapat konflik didalamnya entah itu ada yang pro dan kontra dari masyarakat terhadap new normal yang diterapkan oleh pemerintah. Konflik ini disebabkan oleh polarasi yang terus terjadi adanya ketidakpercayaan dan rivalitas kelompok dalam masyarakat. Maka dari hal tersebut kita dapat mengambil nilai kerik salamat sebagai upaya yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat karena dengan menerapkannya negara dapat mampu menciptakan situasi sosial ekonomi yang berkeadilan.

Konsep pengelolahan konflik dalam nilai kerik salamat yaitu dengan menguatkan nilai-nilai demokrasi, pengakuan hak peran serta rakyat dalam proses pengambilan keputusan, mengembangkan toleransi agar masyarakat lebih bisa saling menerima keberagaman dalam masyarakat, masyarakat sumbawa secara normatif dan historis dapat dipandang sebagai salah satu masyarakat yang amat menjunjung tinggi nilai-nilai pendekatan konsesus dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam masyarakat. Masyarakat sumbawa memiliki keyakinan bahwa pendekatan musyawarah mufakat merupakan nilai leluhur tau samawa. Musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan proses penyelesaian konflik dan pengambilan keputusan yang dianggap berakar pada berbagai masyarakat hukum adat.

Indonesia saat ini hampir lumpuh oleh pandemi wabah virus covid-19, tetapi bukan hanya di Indonesia tapi diseluruh negara. Berhentinya aktivitas sosial telah membuat roda perekonomian terhambat, pemerintah menerapkan kebijakan new normal ditengah pandemi corona (COVID-19) demi pulihkan kondisi ekonomi namun disamping itu keputusan yang ambil oleh pemerintah menimbulkaan pro kontra dimasyarakat. Ada yang menilai bahwa penerapan new normal ini oleh pemerintah terlalu memaksakan diri.

Sementara itu ada yang pandangan lain yang mendukung adanya penerapan new normal karena krisis ekonomi semakin parah disebabkan pemberhentian virus covid-19 belum dapat diprediksi bertahan sampai kapan, sehingga mau tidak mau kita harus masuk kedalam era baru atau new normal dengan mengikuti standar protokol kesehatan berikut, protokol kesehatan covid-19 di era new normal menurut kementrian kesehatan dan gugus tugas percepatan penanganan covid-19 yaitu dengan:

Jaga kebersihan tangan

Bersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer apabila permukaan tangan tidak terlihat kotor, namun apabila kotor maka bersihkan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik.

Baca juga:  Akankah Penerapan Sanksi Dapat Mengikis Kedzaliman Lingkungan?

Hindari menyentuh wajah

Ketika kondisi tangan belum bersih sebisa mungkin jangan menyentuh bagian wajah khususnya mata, hidung dan mulut. Hal ini karena tangan bisa menjadi sarang virus yang didapatkan dari aktivitas yang kita lakukan.

Terapkan etika batuk dan bersin

Ketika batuk dan bersin tubuh akan mengeluarkan virus dari dalam tubuh, jika virus itu mengenai dan terpapar keorang lain maka orang lain bisa terinfeksi virus yang berasal dari tubuh kita.

Pakai masker

Bagi yang memiliki gejala gangguan pernapasan pakailah masker medis kemanapun saat keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain.

Jaga jarak

Untuk menghindari terkena paparan virus dari orang lain ke orang lain kita harus senantiasa menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter, terlebih jika orang tersebut menunjukkan gejala gangguan pernapasan.

Isolasi mandiri

Bagi yang merasa tidak sehat seperti mengalami demam ataupun gejalah covid-19 lainnya sebaiknya secara sadar dan sukarela melakukan isolasi mandiri didalam rumah karena memiliki resiko infeksi covid-19 dan menularkan ke orang lain.

Jaga kesehatan

Selama berada didalam rumah ataupun diluar rumah pastikan kesehatan fisik tetap dijaga, caranya berjemur dibawah paparan sinar matahari selama beberapa menit, mengkomsumsi makanan bergizi dan berolahraga.

Dengan mengikuti standar prototokol kesehatan yang telah diterapkan, diharapkan mampu menjaga pengurangan penyebaran covid-19 apalagi penerapan new normal atau era baru sudah di terapkan oleh pemerintah Indonesia.

Maka kesimpulan dari pendapat masyarakat yang pro dan kontra terhadap penerapan new normal oleh pemerintah, yang harus dilaksanakan guna mendapatkan bentuk perubahan sosial dan kondisi ekonomi yang tepat adalah suatu upaya yang menentukan konsep penentuan nasib suatu bangsa.

Masyarakat dengan pembangunan butuh penentuan nasib sendiri, kebutuhan dasar manusia, kelangsungan hidup, dan pembangunan berdasarkan pertimbangan lain yang bersifat lokal (mengedepankan kebutuhan dan nilai-nilai lokal).

Istilah kerik salamat sendiri merupakan bahasa dari masyarakat sumbawa yang digunakan dan menjadi tolak ukur masyarakat setempat dalam pembangunan suatu bangsa. Nilai kerik salamat mengandung semangat kerja, semangat menjaga kelestarian (alam), semangat kekeluargaan-kebersamaan, semangat kegotong-royongan serta yang tidak kalah penting adalah semangat ketauhidan.

Terkait dengan bangsa Indonesia dengan berbagai ragam nilai dan budaya harus memposisikan nilai lokal kerik salamat tersebut sebagai penopang nilai dan karakter suatu bangsa untuk membentuk masyarakat yang berkeadilan dan hidup damai dalam menghadapi new normal atau era normal.

Penulis: Herni Wahyuningsih

Mahasiswa Semester VI Fakultas Hukum Universitas Samawa (UNSA)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...