Kondisi dan harapan masyarakat NTB pasca lebaran di tengah wabah Corona. Lebaran tahun ini sangatlah berbeda dengan lebaran-lebaran pada tahun sebelumnya. Lebaran tahun ini begitu sepi tidak ada acara berkumpul dengan keluarga, teman dan lain- lain.
Hal ini disebabkan karena masyarakat harus tetap melaksanakan protocol kesehatan agar Covid 19 tidak semakin menyebar. Harapan masyarakat NTB pasca lebaran di tengah wabah Corona adalah mereka bisa hidup dengan normal seperti semula, dan Covid 19 bisa segera berakhir, karena covid 19 sudah membuat segala sesuatu terhambat.
Program pemerintah mengatasi Corona
1. Dampak Social
Masyarakat kehilangan mata pencaharian karena harus menerapkan protokol kesehatan, seperrti misalnya masyarakat harus berjaga jarak dan tidak melakukan kontak fisislk dengan orang lain, seperti halnya tata social dalam masyarakat yang sudah diobrak- abrik akibat penanganan Covid- 19 dari kebudayaaan kita yang selalu bertegur sapa ketika bertemu lalu berjabat tangan, sekarang harus dibatasi karena jaga jarak.
2. Dampak Ekonomi
Dengan adanya pandemic ini tentu sangat berakibat pula pada prekonomian masyarakat Negara bahkan dunia di NTB sendiri,ekonomi Negara tidak bisa dibilang baik-baik saja, karena pada kenyataanya banyak masyarakat yang tidak mempunyai pendapatan karena kehilangan pekerjaanya. Pemerintah membuat program untuk membantu masyarakat seperti misalnya peningkatan dan perluasan dan kartu sembako, penambahan dan fleksibilitas kartu pekerja, hingga bantuan langsung tunai yang bersifat lainya. Namun dalam hal ini masih sering terjadi konflik, masyarakat kerap kali menganggap bantuan- bantuan tersebut tidak merata dan tidak dituju kepada yang smestinya yang mendaatkan.
3. Dampak Kesehatan
Dalam bidang kesehatan pemerintah mengambil tindakan seperti memberikan dukungan peralatan bagi tenaga medis, pembuatan RS darurat hingga mengupayakan RS rujukan untuk pasien Covid -19. Namun tetap saja para tenaga medis masih kelealahan dalam menangani pasien yang terinfeksi Covid-19, karena jumlah tenaga medis yang tidak sesuai dengan jumlah pasien , dan selain itu tidak sedikit juga tenaga medis yang tumbang dikarenakan kelelahan dan ada juga yang disebabkan karena terinfeksi Covid-19 itu sendiri. Dalam hal ini kita sebagai masyarakat perlu menumbuhkan kesadaran diri agar tetap menerapkan protokol kesehatan suapaya tidak terlalu banyak yang terkena virus ini dan agar bisa membantu meringankan tugas tenaga medis.
Apakah program pemerintah sudah sesuai dengan harapan masyarakat?
Seperti yang kita ketahui harapan masyarakat dalam hal ini sangatlah tinggi, masyarakat ingin agar INDONESIA bisa segera pulih ,dengan melakukan berbagai program , tetapi program yang dibuat pemerintah masih banyak yang belum sesuai dengan harapan masyarakat, seperti program pemerintah dalam bidang ekonomi yang berupa bantuan social kepada sejumlah masyarakat, seperti kartu PKH, BLT, dan lain- lain, pada kenyataanya bansos- bansos ini belum tersebar secara merata, masi banyak desa- desa kecil yang sampai sekarang belum tersentuh bantuan pemerintah, hal ini menimbulkan konflik antar masyarakat terhadap pemerintah, karena masyarakat yang belum tersentuh bantuan bisa saja menilai kalau pemerintah kalau pemerintah tidak adil terhadap desa- desa tertentu.
Selain itu pemerintah juga berencana untuk menerapkan “New Normal” yakni tatanan baru yang mengharuskan kita berdamai atau hidup berdampingan dengan Covid 19, namun tetap menjalankan protokol kebersihan. Adapun syarat- syarat suatu wilayah bisa menjalankan new normal ialah:
1. Kapasitas layanan kesehatan harus terjamin.
2. Epidemiologi yang artinya tidak ada kasus perubahan pasien covid dalam 2 minggu terakhir.
3. Surveilans,( kemampuan dari pemerintah dalam melakukan rapid tes).
Dalam hal ini New Normal tentu memilki dampak yang baik dan buruk pula, dampak baiknya yaitu prekonomian Negara dan masyarakat bisa terselamatkan, namun adapun dampak negatifnya yaitu peluang penambahan kasus positif semakin besar dikarenakan tidak semua orang bisa menerapkan protokol kesehatan. Kemudian total tes covid diindonesia masih sangat rendah, jadi pelanggaran pembatasan social dengan dalil untuk memulihkan kesehatan ekonomi perlu dikaji lagi lebih matang dengan hati- hati. Karena masyarakat berhak mendapatkan transfararsi informasi berbasis bukti.
Sebagai orang yang beriman dengan memahami pengertian taffakur dan pendidikan islam dalam mengahdapi coronavirus covid 19, yang merupakan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan Cina pada desember 2019. Kita semua juga dapat bertafakkur dengan kisah yang pernah terjadi di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab, dimana pada zaman beliau ini pernah terjadi wabah yang bermula di daerah Awamas, sebuah kota sebelah barat Yerussalem, palestina, sehingga dinamakan demikian.
Pertama, karantina sebagaimana sabda Rasulullah SAW diatas, itulah konsep karantina yang hari ini kita kenal. Mengisolasi daerah yang terkena wabah, adalah sebuah tindakan yang tepat. Kita bisa melihat dari sebuah table dibawah ini, bersumber dari harian Washington Post.
Keterangan bebasnya dapat diartikan sebagai berikut, searah jarum jam :
1. Orang bergerak bebas, dimana orang menularkan corona secara bersamaan.
2. Kurva kedua dilakukan lockdown, sehingga ada waktu untuk bisa melakukan penyembuhan secara bertahap.
3. Kurva ketiga dilakuakn “ social distancing”,dengan berdiam diri di rumah dan mengurangi berbagai kegiatan sementara waktu.
4. Kurva keempat dilakukan dengan sangat extreme, dengan melakukan jam malam dan sangat ketat, untuk tidak keluar rumah bahkan diberikan jam waktu.
Kedua, bersabar
Didalam sebuah hadis riwayat imam Bukhari diceritakan, suatu kali Aisyah bertanya kepada Nabi SAW tentang wabah penyakit. Rasulullah SAW bersabda, “ wabah penyakit itu adlah orang- orang yang diakehendaki. Allah menjadikanya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Jika terjadi suatu wabah penyakit ada orang yang menetap di negerinya, ia bersabar hanya berharap balasan dari Allah Swt, ia yakin tidak ada peristiwa yang terjadi kecuali sudah ditetapkan Allah. Maka, ia mendapat balasan seperti mati syahid”
Ketiga, berbaik sangka
Karena Rasulullah bersabda: tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit kecuali dia juga yang menurunkan penawarnya. (HR.Bukhari) Disini kita bisa lihat dalam keadaan apapun kita dituntut untuk senantiasa selalu brfikir positif, hal ini apabila dikaji secara medis bisa diartikan untuk membantu menjaga imun kita, karena hal ini bisa mengontrol pikiran kita untuk tetap stay positif.
Intinya new normal ataupun kembali ke kehidupan yang islami, keduanya akan berjalan dengan baik apabila masyarakat menjalankannya dengan tertib dan sesuai dengan aturan yang ada, karna mau tidak mau masyarakat akan tetap keluar rumah dan bersosialisasi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, karna sejatinya masyarakat juga makhluk social, jadi masyarakat akan kembali hidup seperti semula, seperti sebelum terjadinya wabah namun tetap saja tatanan hidup manusia akan berubah menjadi lebih bersih dan disiplin.
Penulis: Ririn Juliani
(Mahasiswa jurusan sosiologi agama. Fakultas ushuluddin dan studi agama Universitas Islam Negeri Mataram)