Pemprov NTB Jajaki Kesiapan Kabupaten Kota Hadapi New Normal

Bagikan berita

MATARAM – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah menjajaki kesiapan kabupaten/kota dalam menghadapi era kenormalan baru atau New Normal.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menegaskan, sejumlah daerah di NTB memiliki riwayat penanganan Covid-19 yang baik sehingga cukup siap untuk menyongsong penerapan kenormalan baru alias new normal.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Gubernur dalam rapat evaluasi penanganan Covid-19 yang digelar di kediaman Kajati NTB di Mataram, Selasa malam, 2 Juni 2020.

”Kalau ditanya, yang mana sih kabupaten/kota yang siap di NTB? Saya bisa bilang, Dompu, siap, Kota Bima siap, Kabupaten Bima bisa persiapan,” sebut Wakil Gubernur.

Sementara, untuk kabupaten/kota di Pulau Lombok, Wagub masih menyangsikan kelayakannya untuk menerapkan kenormalan baru.

Wagub menegaskan, untuk menerapkan kenormalan baru, sebuah daerah harus memiliki indikator tingkat reproduksi dasar R0 (r-naught) di bawah 1. Tanpa mengindahkan kaidah ini, penerapan kenormalan baru bisa mendatangkan malapetaka.

”Kalau kita belajar dari Swedia yang menerapkan seperti new normal, tapi tidak dibarengi R0 yang di bawah 1, kita lihat sendiri, yang meninggal terbesar, malah kacau balau,” tegasnya.

Berdasarkan data yang dipaparkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, sejumlah daerah di NTB memang memperlihatkan laju insiden (incident rate/IR) yang cukup minim selama kurun waktu 23 hingga 30 Mei 2020.

Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Bima dan Dompu, dengan IR 0 dan Kota Bima dengan 0,58. Dengan capaian tersebut, daerah-daerah itu digolongkan dalam daerah hijau.

Menurut Wagub NTB, saat ini Provinsi NTB justru sedang membutuhkan upaya pendisiplinan dalam penerapan protap pencegahan Covid-19.

Tenaga Medis yang Terinfeksi Covid-19 Kebanyakan Petugas IGD

Wagub menyebutkan, saat ini, ada 140 tenaga kesehatan (Nakes) yang terinfeksi Covid-19 di NTB. Dan sumber penularannya justru bukan dari pasien Covid-19.

”Yang 140 ini bukan orang yang merawat Covid, bapak ibu. Jadi nakes ini, yang kena ini adalah nakes yang di IGD. Yang nerima pasien dari segala macam. Itu yang kena,” ujarnya.

Menurut Wagub, hal ini memperlihatkan betapa berbahayanya potensi penularan dari orang yang tanpa gejala alias OTG. ”Yang khusus merawat Covid ini justru nggak ada yang kena. Di RSUD Provinsi itu nol. nggak ada yang kena, yang khusus ngerawat Covid, lho ya. Tapi justru yang di IGD,” ujar Wagub.

Wagub sengaja menyebutkan fakta dan data tersebut untuk mengingatkan mengenai pentingnya pengetatan kedisiplinan warga dalam menjalankan protokol Covid-19. (red)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...