SUMBAWA – Bendung Tiu Angat Desa Batu Tering Kecamatan Moyo Hulu rusak total. Para petani gotong royong membangun bendung darurat menggunakan kayu agar lahan mereka mendapat suplai air.
Perwakilan petani, Bulkiah mengungkapkan bahwa keberadaan bendung Tiu Angat sangat penting bagi petani. Karena bendung tersebut satu-satu sumber air bagi tanaman para petani, khususnya bagi para petani di areal persawahan Orong Rea dan Orong Satoe.
”Reban (Bendung) Tiu Angat ini sangat besar artinya bagi kami petani di sini. Reban ini merupakan sumber irigasi lahan persawahan kami,” ujar Bulkiah di sela-sela gorong royong, Selasa (9/3/2021) pagi.
Tak dipungkiri, bendung darurat buatan petani itu dipastikan tidak bisa bertahan lama. Oleh karenanya, ia berharap agar kondisi tersebut mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
”Kami sangat berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan reban Tiu Angat ini,” katanya.
Kepala Desa Batu Tering, Alwan Hidayat S.PdI membenarkan rusaknya bendung. Sebelumnya bendung tersebut pernah dilakukan penanganan darurat namun tak bertahan lama. Kini penanganan serupa kembali dilakukan dengan swadaya masyarakat.
Diungkapkan, bendung Itu Angat mengairi sekitar 430 hektar lahan petani di desanya. “Irigasi dari reban tiu angat ini bukan hanya untuk orang Batu Tering saja, tapi juga untuk persawahan orang lito,” jelas mantan Ketua Umum PMII Sumbawa ini.
Menurutnya, bendung Tiu Angat merupakan satu-satunya penopang pertanian kedua desa. Jika tidak ada penanganan dalam tahun ini, dipastikan tahun depan para petani gagal panen.
“Harapan saya, karena kondisi bendungan tersebut sudah sangat parah. Maka saya selaku Pemdes berharap agar mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,” ujarnya. (Red)