MATARAM,Samotamedia.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat tak pernah sendiri dalam mewujudkan visi-misinya. Dukungan datang dari berbagai pihak, salah satunya Gerakan Pramuka Kwatir Daerah NTB.
Pramuka turut menyukseskan misi NTB Hijau dengan menggaungkan semangat Zero Waste dengan menggelar Sosialisasi Program Zero Waste.
Kegiatan tersebut diikuti oleh pramuka di 10 Kabupaten dan Kota di NTB secara daring melalui aplikasi Smeton besutan Diskominfotik NTB di Aula Pusdiklatda Kwarda NTB Kamis (6/8/2020).
Sosialisasi tersebut juga dirangkaikan dengan praktek pembuatan pupuk cair organik dari sampah buah dan pestisida nabati, pembuatan ecobric, pembuatan kerajinan dari sampah plastik, serta acara clean up bersama di Desa Karang Pule keesokan harinya.
“Dengan menerapkan gaya hidup zero waste kita tidak hanya membantu pemerintah dengan program unggulannya tapi dengan tujuan yang lebih besar yaitu sama-sama menjaga kelestarian bumi dari kerusakan,” jelas Mulyadi Gunawan selaku Tim pengolah Sampah Satgas Zero Waste Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB selaku pemateri.
Selain menghadirkan pemateri dari Dinas LHK, Gerakan Pramuka Kwatir Daerah NTB juga mengundang Wirawan Holi dari Komunitas Nol Sampah Surabaya untuk membawakan materi Diet Plastik Sekali Pakai.
Wirawan Holi mengajarkan fakta-fakta bahaya sampah plastik seperti styrofoam, sedotan plastik, botol plastik, dan tas kresek yang banyak beredar di masyarakat.
“Kita harus tahu dosa-dosa tas kresek yang banyak beredar di masyarakat. Sehingga kita bisa bijak dalam menggunakannya,” ungkapnya.
Lebih jauh Wirawan Holi menjelaskan tas kresek adalah barang sekali pakai yang butuh 100-500 tahun untuk bisa terurai di alam. Jika tercecer di tanah akan merusak lingkungan menghambat peresapan air, menyebabkan banjir, dan merusak kesuburan tanah.
Dalam produksinya sendiri, dibutuhkan 11 barel minyak untuk memproduksi 1 ton plastik. Sementara dibutuhkan 12 juta barel minyak yang akan menghasilkan emisi gas rumah kaca cukup besae dan menyebabkan pemanasan global.
Ketua panitia, Yudistira latif Pradana berharap dengan sosialisasi yang diadakan ini dapat membumikan zero waste. Dimulai dari anggota pramuka dan dapat ditularkan di keluarga serta lingkungan masing-masing.
“Inginnya Pramuka di NTB bisa menciptakan membuat pemahaman sistem pengolahan sampah yang bagus utk diri sendiri, keluarga, dan lingkungan,” tandasnya. (red)