Rajasua Etnik Juara Festival Film Sumbawa 2020

Bagikan berita

SUMBAWA – Rajasua Etnik sukses meraih gelar juara pada festival film Sumbawa 2020 yang diselenggarakan oleh Sumbawa Cinema Society (SCS), beberapa waktu lalu.

Film dokumenter karya Rajasua etnik yang berjudul Penenun Cilik itu menyabet mangkar bulaeng (Medali emas) dalam kategori mahasiswa dan umum.

Kisah Penenun Cilik sukses bersaing dengan film Sahabat dan Pandemi yang berada di posisi kedua dan film dokumenter Tradisi Main Jaran Sumbawa yang berada diposisi ketiga dan juga sebagai juara vaforit.

Serah terima hadiah berlangsung di Hotel Sernu Raya, Sabtu (28/11/2020) malam.

Penggagas sekaligus kameramen dan editing, Muhammad Zuhardiman mengungkapkan terimasih kepada tim. Berkat kerjasama dan totalitas para crew, Rajasua Etnik sukses meraih juara.

”Ucapan terima kasih kepada crew Rajasua atas totalitas dalam proses garapan film ini,” katanya, Minggu (29/11/2020).

Muhammad Zuhardiman

Dijelaskannya, film Penenun Cilik menceritakan tentang seorang anak yang bernama Khairunnisa si penenun cilik. Khairunnisa mulai belajar tenun sejak duduk di bangku kelas II sekolah dasar. Awalnya ia diajarkan hanya dengan menggunakan serat batang pisang.

Baca juga:  Wagub NTB Apresiasi Rekonstruksi 14 Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Pasca Gempa di KLU

Memasuki kelas III sekolah dasar, Nisa mulai belajar menggunakan peralatan tenun. Setahun kemudian, Nisa sudah mahir. Bahkan ketika ada tamu yang berkunjung ke sentra tenun di Dusun Samri, Nisa disodorkan untuk memperagakan cara menenun.

Disamping itu Nisa telah beberapa kali mengikuti festival tenun diantaranya di samota, Baleberang dan di Desa Poto. Berbagai motif yang dikuasai antara lain kemang langit, kemang satange, kemang gelampok dan kemang geluyup.

Kini sang penenun cilik telah duduk di bangku kelas VII di MTs Poto. Ia sering mengikuti lomba di berbagai event festival tenun.

Para crew Rajasua Etnik

Oleh karenanya, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UTS ini menyampaikan penghargaan mendalam kepada penenun di Dusun Samri. Khususnya kepada Khairunnisa dan bibinya Jaidah yang menginspirasi tim dibawah management villasambava project itu dalam berkarya.

Baca juga:  KKN Tematik UNSA Latih Karang Taruna ''Sulap'' Sampah Jadi Uang

Untuk diketahui, Jaidah adalah Ketua Kelompok Tenun Kemang Langit Dusun Samri Desa Poto Moyo Hilir. Dialah yang menggagas ide untuk mengajarkan tenun kepada anak-anak. Di bawah binaannya, banyak anak di Samri yang memiliki keterampilan menenun. Salah satunya Nisa.

Ucapan terikamasih pula disampaikan tim kepada almarhum Kepala Desa Poto, Syirajuddin Kantari. ”Debut kejuaraan ini pantas untuk disyukuri. Tetapi yang tidak kalah penting karya ini kami dedikasikan untuk almarhum Kepala Desa Poto, doa kami menyertai beliau,” ucapnya.

”Disamping itu, juga sebagai support untuk masyarakat Desa Poto agar tetap berkarya di tengah pandemi Covid-19,” imbuhnya. (red)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...