SUMBAWA – Dua kompetensi keahlian di SMKN 2 Sumbawa terdampak refocusing. Yakni Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) dan Multi Media (MM).
Mulai tahun ini, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) pada kedua jurusan tersebut ditutup. Kedua jurusan telah digeser ke sekolah lain. TITL digeser ke SMKN 1 Lopok dan MM digeser ke SMKN 3 Sumbawa.
Kepala SMKN 2 Sumbawa melalui Wakasek Kesiswaan, Abdul Kadir membenarkan hal itu. Menurutnya, kedua jurusan tersebut terbilang favorit. Di samping peminatnya banyak, peluang kerjanya juga bagus.
TITL menempati posisi kedua dengan predikat paling diminati setelah kompetensi keahlian Teknik Alat Berat (TAB).
Di bawah tahun 2019, kata dia, pihak sekolah menerima 2 Rombongan belajar (Rombel) setiap tahun. Itu pun masih belum bisa memenuhi jumlah permintaan.
Mulai tahun 2019 ke atas, kuota kembali dibatasi hanya 1 Rombongan belajar lantaran dibukanya kompetensi keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU) yang dulunya serumpun dengan TITL.
”TITL selama ini peminatnya banyak. Kita buka dua rombel pun, masih belum bisa mencukupi permintaan,” kata Kadir saat ditemui di sekolahnya, Rabu (9/6/2021).
Relative sama dengan kompetensi keahlian Multi Media. Hanya saja kuota pada jurusan tersebut dibatasi 1 Rombongan belajar setiap tahunnya.
3 Kompetensi Keahlian Baru
Diakui, tutup 2 kompetensi keahlian tersebut pasti berdampak terhadap PPDB. Kuota masih sama dengan tahun lalu yakni 12 Rombel dengan jumlah 32 siswa per Rombel.
Namun yang menjadi kekhawatiran, kebijakan refocusing berdampak terhadap jumlah pendaftar. Sebab TITL dan MM yang sudah familiar kini digantikan dengan 3 kompetensi keahlian baru.
Ada pun 3 kompetensi keahlian tersebut yaitu Kompetensi Keahlian Teknik Bodi Otomotif (TBO). Kompetensi keahlian Teknik Mekanik Industri (TMI) dan kompetensi keahlian Teknik Otomasi Industri (TOI).
”Rata-rata jurusan baru minim sekali peminat. Hingga kemarin, Teknik Mekanik Industri baru 2 orang. Teknik Bodi Otomotif 1 orang. Teknik Otomasi Industri masih kosong,” beber Kadir yang juga ketua PPDB SMKN 2.
Pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak. Sosialisasi hanya bisa dilakukan via media sosial. Menggunakan sistem jemput bola dengan terjun ke SMP-SMP pendukung juga terkendala pandemi Covid-19 yang masih melanda. (Red)