Sakit Berbulan-bulan, Aira Si Yatim Piatu Kok Baru Sekarang Ditangani?

Bagikan berita

SUMBAWA – Aira Saputri, yatim piatu asal Dusun Sejari Desa Plampang Kabupaten Sumbawa itu telah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumbawa Kamis (14/1) sore.

Namun yang disesalkan banyak pihak, pemerintah sepertinya kecolongan. Anak kelahiran 18 Mei 2013 itu baru mendapat perhatian setelah kondisinya memburuk, bahkan berbulan-bulan menderita. Padahal Aira punya riwayat pernah dirawat di Puskesmas.

”Rasa kemanusiaan saya terusik. Bagaimana bisa seorang anak yatim piatu seperti ini, yang pernah dirawat oleh Puskesmas bisa lolos dari pemantauan pemerintah?” ujar politisi Partai Gerindra, Andi Rusni kepada Samota Media, Kamis (14/1).

”Bagaimana bisa pemerintah yang punya akar sampai ke tingkat RT bisa mengabaikan amanat bernegara kita. Padahal ada begitu banyak uang negara yang digelontorkan untuk mengurusi hal remeh temeh. Tidak lebih penting dari mengurusi mereka yang diamanahi oleh konstitusi bernegara kita. Kemana rasa malu kita?” ujarnya lagi.

Fhoto bocah 7 tahun itu mulai banyak beredar di WA-WA group di Sumbawa, Kamis siang. Mulai dari WA group para pejabat, aktifis hingga WA-WA group para relawan kemanusiaan.

Selaku orang yang juga aktif sebagai relawan kemanusiaan, Andi Rusni mengaku sedih bahkan batinnya berkecamuk melihat fhoto Aira pertama kali. Sesal dan kecewa bercampur.

”Pertanyaan yang pertama yang muncul di pikiran saya adalah, dimana Negara dalam keadaan begini. Bukankah fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara?” tandas mantan aktivis HMI Sumbawa ini.

Ibu Kandung Meninggal Sejak Usia Aira 3 Tahun

Diketahui, anak yang masih duduk di bangku kelas 1 MIN 4 Sumbawa itu telah berbulan-bulan sakit. Sementara kedua orang tuanya telah lama meninggal dunia. Almarmarhum ibunda Aira yang diketahui bernama Ekmawati meninggal dunia saat Aira masih tiga tahun usia. Selang dua tahun lamanya ayah Aira, Zakariah pun menyusul istrinya menghadap yang kuasa.

Sejak itulah Aira yang merupakan anak satu-satunya itu tidak lagi merasakan sentuhan kasih sayang orang tua. Ia tinggal bersama kakek dan neneknya.

Kakek Aira bernama Tembo, dan neneknya bernama Hapsa. Di Sejari, Tembo dan istrinya termasuk warga dari kalangan ekonomi lemah. Kesehariannya bertani dan berkebun.

Suatu hari, kondisi kesehatan Aira terganggu. Ia mengalami mual-mual. Karena semakin hari kondisinya kian parah, akhirnya Aira dilarikan ke puskesmas setempat.

Bermodal surat keterangan tidak mampu, Aira dirawat sekitar seminggu lamanya. Sebelum akhirnya dipulangkan.

Belum lama keluar rumah sakit, penyakit Aira kambuh lagi. Bahkan lebih parah dari sebelumnya. Akibatnya, kondisi tubuh Aira menyusut, kurus kering. Kabarnya Aira mengalami gizi buruk.

Keinginan hati sang nenek ingin Aira dirawat kembali di rumah sakit. Namun apalah daya kondisi ekonomi tak memungkinkan. Akhirnya mereka hanya bisa pasrah, dan si yatim piatu itu hanya dirawat di rumah menggunakan obat tradisional.

Luput dari Perhatian Pemerintah

Asma, bibi Aira saudari dari ibu kandungnya menyebut bahwa keponakannya selama ini luput dari perhatian pemerintah.

Meski tidak dilaporkan ke Pemerintah Desa setempat, Asma yakin kalau Pemerintah Desa tau bahwa Aira sedang sakit.

”Kalau dipikir-pikir, tidak mungkin tidak tau (Pemerintah desa). Kan saat kita bawa ke rumah sakit (Pertama kali), kita bawa ke kantor desa urus surat keteragan tidak mampu. Jadi pasti ditau,” kata Asma.

Sementara itu, Kades Plampang Juprianto mengatakan bahwa Aira memang pernah sakit. Bahkan ia pernah menjenguknya saat Aira dirawat di Puskesmas.

”Pernah kita jenguk juga saat di Puskesmas. Baik kondisinya dan dipulangkan,” kata Kades.

Namun pasca keluar Puskesmas, kondisi Aira rupanya kian memburuk. Hal itu luput dari pengetahuan Kades. Terlebih dari pihak keluarga tidak ada yang melaporkan kondisi anak 7 tahun itu saat itu.

Pasca fhoto Aira banyak beredar, Kades bersama Sekcam dan pihak UPT Puskesmas Plampang langsung menuju Kediaman Aira, Kamis (14/1) siang.

”Setelah dikroscek ternyata benar. Langsung kami bawa ke Puskesmas dan dirujuk ke Rumah Sakit,” tandasnya.

Terkait biaya perawatan, pihak desa akan membantu. Termasuk telah mengkomunikasikan hal ini dengan pihak terkait, termasuk dengan pimpinan DPRD Kabupaten Sumbawa. (red)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...