Salah Satu Calon Dirut PDAM Diisukan Orang Titipan, Pengamat: Bupati Harus Punya Political Will

Bagikan berita

SUMBAWA, Samotamedia.com – Seleksi Calon Direktur Perumdam Batulanteh tinggal selangkah lagi. Tiga nama dinyatakan lolos hingga tahap akhir. H. Abdul Hakim SE, Abdul Muis SE, dan Yeyen Febrianto, ST., M.M.Inov.

Ketiganya diketahui memiliki latar belakang berbeda. Abdul Hakim seorang politisi, Abdul Muis berasal dari internal Perumdam Batu Lanteh, sedangkan Yeyen Febrianto dari kalangan akademisi.

Dari tiga nama, nama Abdul Hakim cukup menarik perhatian publik. Untuk mengejar jabatan Direktur PDAM, mantan anggota DPRD tersebut harus merelakan jabatan politiknya sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Sumbawa.

Sejak awal kemunculan nama Abdul Hakim, berbagai spekulasi merebak. Abdul Hakim memang sengaja sudah diplot atau menjadi calon titipan untuk jabatan tertinggi di perusahaan air milik daerah ini.

Nama Abdul Hakim bahkan dikait-kaitkan dengan jabatan politik Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sumbawa.

Ketua Pansel, Drs. H. Hasan Basri, MM membantah isu tersebut. Sebab dalam melakukan seleksi ada beberapa tahapan yang dilalui para calon.

Untuk jabatan Direktur Perumdam Batu Lanteh diikuti oleh 7 pendaftar, sedangkan PT Sabalong Samawa diikuti 4 pelamar masing-masing dua orang untuk jabatan Komisaris dan Direktur.

Dalam prosesnya, tiga orang yang lolos pada seleksi akhir Calon Dirut Perumdam Batu Lanteh, dan empat lainnya gugur. Sementara PT Sabalong Samawa, hanya satu yang dinyatakan gugur yakni untuk calon komisaris.

Dalam melakukan seleksi, Pansel terdiri dari Sekda Sumbawa selaku ketua tim, Ketua DPRD Sumbawa, Rektor UNSA, Rektor UTS, dan Staf Ahli Bupati Bidang Hukum. Masing-masing memberikan penilaian.

Para calon ini juga mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) yang langsung ditangani Tim Asesor dari Mataram. ”Yang dinilai dalam UKK ini lebih spesifik tentang kepemimpinan dan rekam jejak,” kata Sekda Sumbawa ini, Selasa (23/8/2022).

Terkait merebaknya isu calon titipan, dia menanggapi santai. Menurutnya itu hal yang biasa. “Isu maupun prediksi publik terhadap proses seleksi terkadang tepat, dan kadang salah. Jadi lebih bersifat spekulatif,” imbuhnya.

Baca juga:  Matangkan Persiapan, Pemda Sumbawa Laksanakan Rakor Gabungan Tim Fasilitas Daerah MXGP Samota 2023

Kerja Pansel sudah selesai. Kini ketiga nama Calon Direktur Perumdam Batulanteh telah diserahkan kepada Bupati Sumbawa selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) untuk menentukan satu di antara tiga.

”Beliau memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa yang dipilih satu dari tiga nama itu. Tugas kami sudah selesai,” pungkasnya.

Bupati Sumbawa Harus Punya Political Will

Pengamat Kebijakan Publik, Heri Kurniawansyah HS, S.AP., MPA memberikan pandangannya. Menurut Dosen Fisipol Universitas Samawa (UNSA) ini, ada dua pendekatan dalam menyeleksi calon Dirut Perumdam Batulanteh.

Pendekatan pertama adalah pendekatan politis, dimana proses yang dilalui, semuanya proses politik. Ujungnya nanti, bupati yang akan menentukan. Kedua, pendekatan substantive. Panitia Seleksi (Pansel) akan melihat kapasitas yang dimiliki para calon Dirut PDAM.

”Kedua pendekatan itu tidak ada masalah, sama-sama sah,” kata Heri, Rabu (24/8/2022).

Namun yang paling penting menurut Heri, Bupati sebagai aktor penentu Dirut terpilih harus mampu menentukan orang berbasis pada “problem solving” sebagai wujud political will.

”Jika bupati benar-benar ingin memperbaiki PDAM ke depan harus memiliki political will, sebab institusi ini adalah institusi yang terus berkecamuk dengan berbagai permasalahan klasiknya,” ujarnya.

Dalam hal ini, bupati harus mampu memahami permasalahan mendasar PDAM sebelum menentukan pemimpin institusi tersebut. Ini penting agar Bupati memiliki referensi dalam menentukan siapa Direkturnya.

Dia menyebut, ada dua permasalahan mendasar PDAM yaitu kelembagaan dan teknis. Untuk kelembagaan merupakan masalah puncak dari institusi ini, karena manajemen organisasi yang dinilainya kacau. Manajemen organisasi yang kacau akan mempengaruhi kinerja, termasuk hal-hal teknis.

”Sehebat apapun dia menguasai hal-hal teknis lapangan tentang perairan, jika dia lemah pada manajemen organisasi, maka pasti kinerja menjadi buruk. Sebab aspek tersebut menjadi dasar munculnya berbagai masalah dalam tubuh institusi, termasuk konflik dalam organisasi,” imbuhnya.

Sedangkan terkait dengan masalah teknis, salah satunya adalah debit dan volume air yang semakin berkurang. Pemimpin PDAM terpilih ke depan, harus mampu menstabilkan volume dan debit air di hulu dengan baik agar aliran ke hilirnya (masyarakat) lebih lancar, di samping persoalan lainnya.

Baca juga:  Husni-Mo Ungkap Sejumlah Keberhasilan Selama Memimpin Sumbawa

”Dari dua masalah itu, yang paling utama adalah masalah kelembagaan, sebab jika lembaga sudah bagus, maka masalah teknis akan terselesaikan.
Menjadi pemimpin di PDAM tidak harus menguasai hal-hal teknis, sebab domainnya berada pada pemimpin pada level menengah (manajer) atau tenaga fungsional di level menengah, mereka punya tenaga-tenaga teknis yang sudah terbiasa dengan pekerjaan teknis,” bebernya.

Menurutnya, pemimpin di PDAM adalah mereka yang memahami manajemen organisasi (kelembagaan), apakah mampu mengarahkan orang di dalamnya dengan baik. Mampu mengelola keuangan secara efektif dan efisien, berinovasi dalam memaksimalkan kinerja SDM yang ada.

Selain itu, sang Direktur juga harus mampu meletakkan orang sesuai dengan kapasitasnya (merit sistem) dengan tidak melihat senior-junior tanpa adanya resistensi.

”Inilah yang paling dibutuhkan di PDAM saat ini. Adapun baik buruknya masalah teknis adalah akibat dari manajemen organisasi tadi, nah bupati harus melihat aspek itu secara total sebelum menentukan siapa Dirut dari ketiga orang yang tersisa,” jelasnya.

Disinggung latar belakang ketiga calon Dirut PDAM hasil seleksi akhir Pansel, Heri melihat dari akademik, sama-sama tidak berijazah formal tentang teknik sipil/perairan/mesin. Artinya, mereka berangkat dari posisi yang sama, sehingga memiliki kesempatan yang sama dari sisi tersebut.

”Saya tidak tahu jika salah satu dari mereka atau semuanya, ada yang pernah mendapatkan pendidikan non formal (pelatihan) tentang hal-hal teknis yang berhubungan dengan PDAM. Namun yang paling penting dari ketiga calon ini adalah siapa yang memiliki kemampuan manajemen organisasi yang baik,” kata dia.

”Ini bisa dilihat dari perilaku atau sikap, pengalaman, kemampuan manajerial, kemampuan lobi, kemampuan komunikasi, kemampuan hubungan personal dengan personal lainnya. Tapi semuanya tergantung pada political will Bupati Sumbawa,” pungkasnya. (Red)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...