SUMBAWA, Samotamedia.com – Kondisi bangunan ruang kelas di SDN Nijang sangat memperihatinkan. Tembok bangunan retak, keropos, dan kusen jendela ruang kelas juga banyak yang rusak. Yang lebih memperihatinkan lagi, ketika kendaraan lewat bangunan terasa bergetar.
Kepala SDN Nijang, Masriyanti, S.Pd kepada Samota Media mengaku dilema. Usia bangunan sudah tua. Sisi lain, mau rehab terbentur rencana relokasi yang tak kunjung terealisasi sampai saat ini.
”Iya, mau rehab kan ada rencana relokasi. Tidak direhab, bangunan sudah retak. Keropos juga. Ini jendela-jendela juga sudah rusak semua. Pernah rehab atap tahun 2019 dari dana aspirasi,” kata Kepsek saat ditemui Samota Media di sekolahnya, Rabu (13/10/2021).
Belum lagi masalah lama yang menyelimuti. Bangunan mepet jalan raya. Sudut bangunan sebelah Selatan hanya berjarak sejengkal dengan badan jalan bypass. ”Kalau ada fuso yang lewat kelas bergetar,” bebernya.
Kondisi itu tentu membuat warga sekolah was-was. Khawatir jika sewaktu-waktu, kendaraan nyelonong masuk kelas di saat jam belajar mengajar berlangsung. ”Pernah batu masuk ke ruangan karena terlindas ban kendaraan yang lalu lalang,” imbuhnya.
Kondisi itu telah berlangsung lama. Terhitung sejak jalan bypass lintas Sumbawa-Bima itu mulai digunakan. Karenanya, pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan relokasi. Lahan baru di belakang pemukiman warga Desa Nijang telah dibebaskan.
Miliaran uang daerah digelontorkan untuk biaya pembebasan lahan. Namun belakangan, muncul masalah baru. Lokasi lahan dinilai tidak strategis. Akses ke lokasi sulit, letaknya juga di areal persawahan. Butuh biaya miliaran untuk pematangan lahan.
Menurutnya, lokasi sekolah yang relative berbahaya itu kerap menjadi sorotan wali murid. Dalam setiap rapat komite, orang tua siswa kerap mempertanyakan rencana relokasi sekolah. ”Orang tua di rapat komite tetap bertanya-tanya. Bagaimana kelanjutannya,” tuturnya.
Kini muncul opsi baru dari Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa. Tidak lagi relokasi, melainkan revitalisasi. Bangunan yang mepet dengan jalan raya rencana akan dibongkar. Lalu digantikan dengan bangunan baru yang rencana didirikan di halaman depan sekolah.
”Kami sepakat direvitalisasi. Lahan di depan masih luas. Harapan kami agar bisa secepatnya,” harap mantan guru SDN 8 Sumbawa itu.
Tidak hanya itu. Sarana prasarana SDN Nijang juga serba kurang. Ruang kelas belajar hanya lima. Sementara yang dibutuhkan 9 ruang kelas. Untuk menyiasati kekurangan, pihak sekolah terapkan sistem shif. Sebagian masuk pagi, sebagian siang.
”Jumlah siswa 208 orang. Sembilan Rombel. Kelas yang ada hanya lima. Kurang empat kelas. Mebel juga kurang,” tandasnya. (Jho)