SUMBAWA – Lembaga survei MY Institute telah merilis hasil servei elektabilitas pasangan Calon di Pilkada Sumbawa 2020. Hasilnya, Mo-Novi menempati puncak survei dengan perolehan 29,3 persen.
Disusul Talif-Sudir 20,5 persen. Husni-Ikhsan dan Nursalam masing-masing diangka 13,6 persen. Sementara pasangan Jarot-Mokhlis diangka 13,3 persen. Sedangkan responden yang tidak menjawab 9,7 persen.
Selisih antara Mo-Novi dengan Talif-Sudir 8,8 persen. Husni-Ikhsan dan Nursalam dengan Mo-Novi 15,7 persen. Jarot-Mokhlis dengan Husni-Iksan dan Nursalam selisih 0,3 persen.
Setelah dilakukan analisis terhadap 9,7 persen responden yang belum memberikan pilihan, My Institut memprediksi terjadi pergeseran angka. Mo-Novi 32,1 persen. Talif-Sudir 22,3 persen. Husni-Ikhsan dan Nursalam sama-sama 15,4 persen dan Jarot-Mokhlis 14,8 persen.
Peneliti MY Institute Yadi Satriadi mengungkapkan bahwa selisih angka-angka tersebut tidak akan jauh dengan hasil real count nantinya. ”Seperti di Pemilihan Gubernur kemarin selisihnya tidak jauh beda dengan hasil real count,” katanya.
Namun demikian ada sejumlah faktor yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil tersebut. Diantaranya adanya isu-isu besar yang dimainkan. Misalnya isu yang menyerang pribadi calon.
Meski para peneliti meyakini bahwa paslon tidak mungkin melakukan hal itu mengingat saat ini para calon sedang menjaga citra diri masing-masing menjelang hari pencoblosan.
Kemudian hal lain yakni terjadinya money politik (Politik uang). Meski persentase pemilih uang tergolong rendah, namun bisa mempengaruhi suara pada Pilkada 9 Desember mendatang.
Peneliti MY Institute membeberkan bahwa jumlah pemilih uang di Sumbawa mencapai 28,2 persen.
”Hanya 28,2 persen money politik. Rendah,” beber Yadi, yang diiyakan oleh Ketua Pelaksana Survei, Miftahul Arzak dan peneliti dari OMI, Ramla Fatmah di Hotel Grand Sumbawa, Jumat (4/12/2020). (red)