Pelajar di Kabupaten Sumbawa telah dirumahkan selama 14 hari dan mengalami perpanjangan hingga 11 april 2020 mendatang. Meski dirumahkan, kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa sejauh ini tetap berjalan normal dan lancar.
Hal tersebut lantaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sumbawa dan para guru yang terus melakukan komunikasi dengan wali murid atau orang tua siswa, serta pemantauan intens terhadap kegiatan siswa.
“Alhamdulillah masih berjalan lancar. Jadi kita sudah berharap dan menekankan kepada guru-guru kita agar terus memantau seluruh kegiatan siswa di rumah. Baik yang sudah terprogram melalui kegiatan belajar mengajar sistem daring maupun yang tidak,” ujar Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Sumbawa, H. Sahril S.Pd., M.Pd pada Senin (30/3).
Dijelaskannya, sesuai dengan surat edaran Mendikbud Noomor 2 tahun 2020, Nomor 3 tahun 2020 dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 bahwa untuk mencegah berkembangnya penyebaran COVID-19 di lingkungan satuan pendidikan pemerintah menetapkan kebijakan belajar di rumah bagi siswa. Selama siswa menjalani proses belajar di rumah, guru diminta untuk memfasilitasi siswa secara daring dengan mengadakan pembejaran jarak jauh.
Sehubungan dengan hal tersebut, lanjut H. Sahril untuk menggali informasi sejauh mana proses belajar di rumah bagi siswa dan bagaimana guru mengadakan pembelajaran jauh, LPMP NTB bermaksud mengadakan monitoring tentang hal tersebut. Monitoring dilakukan secara daring.
“Untuk itu, kami mohon bantuan Bapak/Ibu guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan orang tua siswa serta siswa untuk mengisi instrumen monitoring tersebut. Selanjutnya, kami mohon bantuan Bapak/Ibu kepala sekolah untuk menyebarkan informasi ini kepada guru-guru di sekolah masing-masing dan kepada orang tua siswa. Kami juga mengharapkan bantuan dari Bapak/Ibu pengawas sekolah untuk menyampaikan informasi ini ke setiap sekolah binaan,” jelasnya.
Diterangkannya, untuk mencegah pelajar tidak stres ketika belajar di rumah, pihaknya juga sudah mengintruksikan kepada para guru untuk tidak memberikan tugas yang terlalu berat.
“Mudah-mudahan harapan kita tidak stres. Itu yang kita khawatirkan. Saya juga menyampaikan, mengintruksikan ke guru-guru untuk tidak memberikan tugas yang berat ke anak-anak kita. Jadi berilah tugas-tugas yang ringan lebih rileks sehingga anak-anak kita nyaman belajarnya,” tambah H. Sahril.
Selain itu, selama siswa dirumahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam hal memonitoring para siswa yang berkeluyuran. Indikasi masih dalam kategori baik, dimana tidak ada terlihat pelajar SD maupun SMP yang berkeliaran di tempat-tempat umum, baik di jalan maupun di taman-taman.
“Apalah artinya kita meliburkan kalau mereka berkeluyuran. Tapi kita pastikan setiap saat guru-gurunya juga memantau dan terus melakukan komunikasi lewat jaringan, lewat cara-cara sikon (situasi dan kondisi) di lapangan untuk memastikan pelaksanaan proses pembelajaran. Kemudian juga memantau kegiatan anak-anak kita di lapangan. Mudah mudahan musibah cepat berlalu,” pungkasnya.