Samotamedia.com – Garam MJ Desa Labuhan Bajo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa akan segera muluncur di pasaran. Saat ini, tim dari Universitas Samawa (UNSA) tengah melakukan pendampingan terhadap para petani.
Pada Senin, 29 Juni 2020 lalu, tim UNSA telah melakukan kegiatan pelatihan pengemasan dan penyerahan bantuan alat pengemasan.
Setelah kelompok dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan produksi, tim UNSA juga memberikan beberapa bantuan alat dan bahan untuk iodisasi garam.
”Pak Jumari dan anggota kelompok setia kawan sudah terampil dalam produksi garam beryodium,” ungkap Ketua PPDM, Dedi Syafikri, Jumat (3/7/2020).
Salah satu anggota kelompok bahkan mengikuti kegiatan pelatihan di Dompu. Difasilitasi oleh Diskoperindag Kabupaten Sumbawa.
Kegiatan pelatihan pengemasan, lanjut Dedi, dilakukan dengan mendatangkan ahlinya. Peserta pelatihan terdiri dari calon anggota pengurus koperasi garam yang akan dikukuhkan dalam waktu dekat.
Dijelaskannya, dalam pelatihan itu para peserta diperkenalkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Peserta juga diberi kesempatan untuk mencoba langsung mengoperasikan alat sablon kemasan dan sealer.
”Peserta sangat antusias dan merasa bersyukur karena garam Desa Labuhan Bajo akan segera dikenal oleh masyarakat luas,” tuturnya.
Dedi berharap masyarakat bisa mengkonsumsi garam beryodium Desa Labuhan Bajo. Dengan demikian, masyarakat ikut andil dalam mengentaskan GAKY di Sumbawa.
Dedi menjelaskan, program pendampingan ini merupakan Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM). Ini merupakan hibah kompetitif nasional multi tahun yang dilaksanakan oleh tim dari Universitas Samawa.
Anggotanya terdiri dari dia sendiri (Dedi Syafikri, M.Si) beserta tiga rekan lainnya yakni Dwi Mardhia, M.Sc, Nining Andriani, M.Pd dan Fahmi Yahya, M.Pd.
Program tersebut telah memasuki tahun kedua. Setelah berhasil mencapai target pada tahun pertama, tim kembali mendapat kepercayaan dari Kemenristekdikti untuk melanjutkan kegiatan tahun kedua.
Capaian yang sudah dihasilkan oleh tim pada tahun pertama adalah penguatan kelompok serta peningkatan kuantitas dan kualitas garam.
Berkat pendampingan tim UNSA, garam yang dihasilkan oleh kelompok Setia Kawan menjadi garam yang memenuhi syarat sebagai garam konsumsi.
Oleh karena itu, di tahun kedua program dilanjutkan dengan produksi garam beryodium serta pembentukan koperasi garam.
Untuk diketahui, Garam beryodium Desa Labuhan Bajo diberi merk “Garam MJ”. MJ sendiri merupakan singkatan dari nama dua petani garam perintis di Desa Labuhan Bajo yaitu Marzuki dan Jumari.
Menurut Dedi, Garam MJ hadir untuk memenuhi kebutuhan garam beryodium untuk masyarakat dalam rangka mengurangi angka GAKY.
”Dengan membeli garam MJ maka kita ikut andil dalam membantu menyelamatkan generasi Indonesia dari bahaya GAKY,” katanya.
”Kita akan ikut menghadirkan senyuman untuk banyak keluarga petani garam di desa Labuhan Bajo,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Labuhan Bajo, Ramli Ahmad menyampaikan apresiasi dan dukungan luar biasa atas dedikasi tim UNSA dalam mewujudkan desa Labuhan Bajo sebagai desa garam beryodium.
”Sinergitas antara perguruan tinggi dan pemerintah desa sangat dibutuhkan untuk menyukseskan pembangunan di desa,” ucap Kades. (red)