SUMBAWA – Kepala Desa Poto, Sirajuddin siap menjadikan Poto sebagai Desa Emas. Ekonomi Maju, Adil dan Sejahtera. Untuk mewujudkan Poto Emas, Kades akan mendorong pengembangan diberbagai sektor. Salah satunya sektor budaya dan kerajinan lokal seperti kre alang dan wisata ponan.
Dikatakannya, pesta ponan yang digelar setiap tahun telah terbukti mampu menggaet wisatawan asing. Bahkan kedatangan para wisatawan itu sukses mendokrak perekonomian masyarakat setempat.
“Poto termasuk salah satu sentra kebudayaan Sumbawa. Banyak tamu asing yang berkunjung melihat obyek wisata kebudayaan di sini,” kata Kades kepada samotamedia.com di ruang kerjanya, Rabu, (22/4).
Untuk memaksimalkan ponan sebagai wisata unggulan, Sirajuddin akan menggandeng Dinas Kehutanan. Di sekitar lokasi wisata ke depannya akan dilakukan penanaman berbagai jenis pohon dan buah-buahan.
Sedangkan dalam pengembangan kre alang, akan disajikan dalam berbagai motif. “Untuk sekarang motif yang disajikan masih satu jenis, dan akan di upayakan untuk membuat motif lebih bervariasi,” katanya.
Di samping itu, Pemdes juga telah berkerjasama dengan Dinas Koperindag dalam hal pemasaran. Dalam kerjasama ini, kre alang Sumbawa akan didorong menjadi seragam dinas untuk para Aparatur Sipil Negara (ASN) “Sudah banyak yang memesan, namun karena Covid-19 sehingga permintaan belum dapat dipenuhi,” ujarnya.
Tak dipungkiri, dalam pengembangan kre alang, Pemdes menuai banyak kendala. Salah satunya, masih kurangnya minat masyarakat dalam memproduksi kre alang. Selain terbentur dengan kegiatan bertani, juga terkendala alat. ”Di Dusun Sameri, sudah disediakan tempat tenun. Di masing-masing rumah sudah punya alat tradisional. Tapi tenun ini tidak rutin dilakukan. Hanya dilakukan setelah musim tanam,” ujarnya.
”Jika dilihat, sebenarnya produksi kre alang bisa lebih cepat untuk memenuhi permintaan pasar. Namun jika masuk musim tanam hanya beberapa masyarakat yang melakukan proses tenun,” tambahnya.
Ke depannya, Sirajuddin akan berupaya keras untuk merubah cara pandang masyarakat. Tidak lagi melihat tenun sebagai kegiatan musiman. Melainkan dijadikan sebagai kegiatan utama yang menjanjikan secara ekonomi. (MA)