Sumbawa Ekspor 6600 Ton Jagung ke Filipina

Bagikan berita

SUMBAWA – Kabupaten Sumbawa kembali mengekspor jagung ke Filipina. Kali ini angka ekspor 6600 ton. Pelepasan ekspor ribuan ton jagung itu digelar di Darmaga Ekspor Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Jumat (15/5/2020).

Wakil Bupati Sumbawa, Mahmud Abdullah menyampaikan, pemerintah daerah bersama Kementerian Pertanian mendorong ekspor jagung. Karena saat ini hasil panen berlimpah namun serapan pasar menurun.

Pelepasan ekspor 6600 ton jagung ke Filipina

”Saat ini Kabupaten Sumbawa sedang ada di puncak panen raya. Namun fakta di lapangan memperlihatkan adanya penuruhan harga dan gudang yang penuh karena menurunnya permintaan pasar dalam negeri,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, Wabup menekankan pentingnya mengutamakan kepentingan petani. Mengingat petani sebagai ujung tombak di lapangan.

”Apapun upaya yang dilakukan tujuannya adalah agar petani lebih sejahtera melalui penyerapan hasil produksi,” kata Wabup.

Terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyatakan dukungannya terhadap upaya tersebut.

Dikatakannya, di tengah pandemi global saat ini kepentingan petani dan nasional menjadi yang paling utama.

Ia menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian mengawal 11 komoditas pokok agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Terutama dimasa pandemi covid-19 ini.

Antara lain, beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/ kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.

”Jika kebutuhan dalam negeri telah terpenuhi, maka ekspor menjadi pilihan cerdas. Agar Indonesia bisa membantu negara lain dalam memenuhi pasokannya, sekaligus mengangkat pendapatan petani,” terangnya.

Di samping itu, Jamil juga menyampaikan instruksi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo kepada dunia usaha bidang pangan untuk turut berkontribusi serta berperan dalam menjaga stok dan stabilitas harga.

Selain itu, Menteri juga, kata dia, mengingatkan semua pihak agar tidak mengambil keuntungan dari keadaan abnormal akibat wabah virus corona.

Jamil mengungkapkan, NTB merupakan salah satu sentra produksi jagung nasional. Dari data Badan Ketahanan Pangan NTB 2018, luas lahan jagung di Sumbawa sekitar 326 ribu hektar. Produktivitas Rata-rata 6,6 ton per hektar.

Sedangkan berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) Karantina Pertanian Sumbawa, tercatat ekspor jagung pada 2018 sebanyak 109 ribu ton dengan jumlah 6 eksportir.

Sedangkan pada 2019 hasil produksi diserap penuh oleh pasar dalam negeri.

Kepala Karantina Pertanian Sumbawa, IB Putu Raka Ariana memaparkan, selaku otoritas karantina yang berperan sebagai fasilitator pertanian di perdagangan internasiol, pihaknya terus mendorong kinerja ekspor.

Antara lain dengan menerapkan sistem in line inspection. Yaitu kerjasama Barantan dengan Dinas Pertanian setempat dalam mengawal kualitas produksi jagung dari mulai penanaman hingga pasca panen.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pelayanan jemput bola dalam pelayanan karantina. Yakni pemeriksaan yang dilakukan langsung di gudang pemilik.

Di samping itu juga melakukan pengawasan serta pemenuhan persyaratan lain sesuai kebutuhan negara tujuan ekspor. Seperti fumigasi dan pemeriksaan laboratorium.

Sementara itu, perwakilan eksportir dari PT. Seger Agro Nusantara, Ferry Setyawan Sutrisno mengungkapkan, setelah pengiriman tahap pertama, tahap kedua pada bulan ini juga akan dikirim sebanyak 6,6 ribu ton dengan negara tujuan sama.

Turut menyaksikan pelepasan ekspor secara daring melalui video telekonferensi yakni Sekretaris Direktorat Jendral Tanaman Pangan, Direktur Serelia, Ditjen Tanaman Pangan dan Direktur Pakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Kantor Wilayah Dirjen Bea Cukai Bali, NTB dan NTT. (red)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...