Tanpa Listrik, Warga di Labuhan Aji Pulau Moyo Pakai Lampu Teplok dan Senter

Bagikan berita

SUMBAWA, Samotamedia.com – Pulau Moyo merupakan destinasi wisata di Sumbawa yang mendunia. Keindahan Air Terjun Mata Jitunya menarik pesohor seperti David Beckham hingga Lady Diana berkunjung ke sana.

Namun siapa sangka di balik keindahan Pulau Moyo ada masyarakat yang menjerit karena listrik. Sebagaimana terjadi di 4 Dusun di Desa Labuhan Aji. Dusun Brang Kua, Arung Santek, Stema dan Lepa Loang.

Ketua RT 02 RW 06 Dusun Lepa Loang Rusdin mengungkapkan, kondisi warga di sana memperihatinkan. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bantuan pemerintah yang diberikan tahun 2013 lalu kini mati total.

Akibatnya, warga terpaksa menggunakan aki yang dirakit sendiri sebagai penerang di malam hari. Kondisi itu telah berlangsung tiga tahun lamanya.

”Sudah tiga tahun rusak (PLTS). Pakai aki,” kata Rusdin yang diiyakan warga lainnya Musliadin, saat berkunjung ke rumah Bakal Calon Legislatif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jamaluddin Bado di Kerato Kecamatan Unter Iwes, Kamis (28/7/2022) malam.

Kondisi serupa juga dialami warga di Dusun Brang Kua. Awalnya warga menggunakan PLTS bantuan pemerintah tahun 2017 lalu. Namun sudah 4 tahun bermasalah. PLTS hanya nyala siang hari. Sementara kebutuhan warga akan listrik lebih banyak pada malam hari.

Kondisi itu membuat warga seakan kembali ke Sumbawa tempo dulu. Menggunakan lampu teplok yang terbuat dari botol dengan bahan bakar minyak tanah. Kondisi kembali diperparah dengan minyak tanah yang semakin langka dan mahal.

”Harga minyak di sana 35.000 per satu botol besar. Isinya satu liter setengah. Kalau minyak tanah habis kita gunakan senter. Kasian anak-anak belajar ngaji, belajar sekolah,” tambah Ketua RT 01 RW 04 Dusun Brang Kua, Arsyad.

Kadus Arung Santek, Mahruf juga megungkapkan hal senada. Ia menuturkan, PLTS bantuan pemerintah yang diberikan tahun 2014 lalu mati total sejak tahun 2019. Akibatnya, warga di sana menggunakan aki motor yang dimodifikasi sebagai penerangan.

Itu pun tidak semua warga mampu beli Aki. Dia menyebut, harga Aki bervariasi. Yang kecil seharga Rp 250 dan yang besar 100 amper seharga Rp 1,7 juta per unit. ”Yang tidak mampu beli aki ya pakai lampu minyak tanah,” bebernya.

Beda halnya, di Dusun Stema. PLTS bantuan pemerintah tahun 2020 lalu masih berfungsi dengan baik. Meski demikian, warga tetap berharap agar warga Labuhan Aji segera dapat menikmati listrik PLN.

”Iya PLTS aman sejauh ini. Tapi kita tetap berharap agar segera masuk listrik,” harap Kadus Stema, Syafruddin.

Sementara itu, Jamaluddin Bado mengaku perihatin dengan kondisi warga di sana. Menurutnya, listrik sudah menjadi kebutuhan dasar. Karenanya, dia berharap masalah tersebut dapat segera teratasi.

”Kami sangat perihatin, kami harap pemerintah memberikan perhatian serius terhadap kebutuhan listrik warga di sana,” harap Ketua Garda Bangsa PKB Sumbawa ini. (Jho)

Bagikan berita

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

berita terkait

Cari Berita Lain...