SUMBAWA, Samotamedia.com – Kepala Desa Maman Kecamatan Moyo Hulu, Hasmudin membantah keras melakukan penyelewangan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) 2021. Sebagaimana diberitakan salah satu media online yang berkantor pusat di Jakarta, Senin, 5 Juli 2021.
Dalam pemberitaan itu, Kades diduga menyelewengkan BLT. Sehingga digeruduk ratusan warga di Kantor Desa pada Senin (5/7/2021). ”Berita itu bohong,” ujar Kades kepada samotamedia.com Selasa (6/7/2021).
Kades meluruskan, warga yang mendatangi kantor desa hanya belasan orang. Didampingi BPD, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Kedatangan warga untuk meminta kejelasan pencairan BLT DD periode Januari-Februari.
Hanya saja, saat itu Kades sedang tidak berada di kantor desa. Sehingga diterima oleh sekretaris desa bersama sejumlah perangkat desa lainnya.
Kades menjelaskan pokok persoalan. Awalnya, dia bersama bendahara desa menarik dana desa Rp154,7 juta pada 30 Maret 2021 lalu. Peruntukannya antara lain, meliputi penyelenggaraan desa siaga kesehatan Rp53.907.250. Pengadaan pos Satgas tiga unit Rp15 juta.
Kemudian operasional pemerintah desa terdiri honor operator komputer, operator Sistem Informasi Desa (SID), tenaga administrasi, tenaga kebersihan masing-masing 3 bulan dengan total Rp11.951.000. Insentif 7 Ketua RW dan 14 Ketua RT, masing-masing satu bulan dengan total Rp10.500.000.
Dari anggaran tersebut, Kades berencana menyalurkan BLT untuk jatah Januari-Februari sekaligus. Dengan jumlah anggaran Rp54 juta untuk 90 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
”Tapi oleh DPMD, BLT hanya boleh dicairkan untuk satu bulan dulu,” jelas Kades Hasmudin didampingi Sekdes, Herman Wijaya.
Oleh karenanya, dibuatkanlah surat undangan penerimaan BLT periode Januari tertanggal 5 April 2021. BLT sejumlah Rp27 juta itu pun telah disalurkan. Sehingga terdapat kesisahan anggaran Rp27 juta (Rencana BLT periode Februari).
Warga mengira bahwa Kades “bermain”. BLT DD seharusnya dicairkan dua bulan sekaligus, hanya dicairkan satu bulan. Sedangkan sisahnya diduga diselewengkan.
”Dalam berita itu, disebutkan bahwa masyarakat menerima undangan untuk dua bulan. Tapi dicairkan hanya satu bulan. Tidak, ini buktinya. Pencairannya satu bulan, di undangan juga untuk satu bulan,” ujar Kades sambil memperlihatkan bukti undangan dan bukti penerimaan BLT DD periode Januari 2021.
Kemana Sisa Anggaran Rp27 Juta?
Kades Hasmudin mengaku beberapa kali melakukan pergantian bendahara. Pada saat pencairan dana Rp154,7 juta itu, bendahara desa masih dijabat oleh perangkat desa berinisial SF.
Menurut Kades, dari Rp27 juta yang rencana dialokasikan untuk BLT periode Februari itu, Rp14 juta ada pada SF. Sementara SF sendiri sudah lama tidak masuk kantor.
Sedangkan sisa Rp 11 juta saat ini ada pada bendahara desa yang baru, dan Rp2 juta sudah dialihkan untuk pengadaan printer dan USB.
Kades merasa difitnah, dan nama baiknya dicoreng dengan adanya pemberitaan tersebut. Dia mengancam untuk membawa masalah ini ke ranah hukum. (Red)