SUMBAWA – Kompetensi Keahlian Teknik Alat Berat (TAB) di SMKN 2 Sumbawa menjadi incaran peserta didik baru. Jumlah pendaftar pada kompetensi keahlian kerjasama SMKN 2 dengan PT Trakindo Utama itu mencapai 115 orang. Jumlahnya melampaui kuota satu Rombongan Belajar (Rombel) dengan jumlah 20 siswa.
Bila dibandingkan tahun lalu, pendaftar tahun ini justru lebih banyak. ”Tahun lalu hanya 98 orang. Tahun ini 115. Pendaftaran dibuka tiga hari, 6 Juni, 8 Juni dan 9 Juni,” tutur Kepala SMKN 2 Sumbawa melalui Ketua Program Studi Otomotif, Awaluddin, Senin (15/6/2020).
Setiap pendaftar menjalani tahapan seleksi ketat Trakindo. Seleksi awal yakni tes tulis Matematika dasar, logika dan kemampuan membaca gambar.
Dari seleksi yang digelar pada Rabu (10/6/2020) itu, gugur 55 orang. Sementara sisa 60 orang melaju ke tahapan tes online, Kamis (11/6/2020).
Materi soal pada tes ini betul-betul dirahasiakan. ”Soal tidak diketahui oleh sekolah,” bebernya.
Dari seleksi online itu, yang lulus hanya 28 orang. Mereka melaju ke tes wawancara dan tes praktek merakit komponen alat berat.
Dari tes tersebut yang diambil hanya 20 besar. Mereka yang masuk 20 besar mengikuti medical check up. Tahapan tersebut dipusatkan di Sinar Medika, Senin (15/6/2020).
”Kalau ada yang gugur, maka diganti dengan yang peringkat 21 dan seterusnya. Kalau buta warna otomatis gugur,” terang Awal.
Apa tidak ada rencana menambah kuota?
Terkait hal ini, pihak sekolah ingin menambah kuota. Hal itu pernah diajukan ke pihak Trakindo namun ditolak. Tingginya biaya PKL jadi alasan.
Menurut Awal, biaya PKL relative mahal. Biaya medical check up saja mencapai Rp1,5 juta per orang. Belum lagi biaya lainnya.
”Bisa tambah kuota, kalau sekolah sanggup untuk biaya PKL. Sekarang harus ada standar medical check up. Nggak boleh sebarangan tempat. Standar rumah sakit oleh PT AMAN. Biayanya 1,5 jt per orang. Belum biaya lain,” kata dia.
Jurusan TAB sudah ada sejak 2007. Jumlah alumni telah mencapai sekitar 150an orang. Bahkan 90 persen alumni terserap di Dunia Usaha dan Industri (DUDI). Sementara 10 persen lainnya memilih melanjutkan kuliah.
”Bukan hanya di Trakindo, mereka juga masuk di PT AMNT, Macmahon, Cakra Jawara, SSB (Sanggar Sarana Baja), Sangati (perusahan kontraktor). Sewatama dan BRL,” pungkasnya. (red)